Tribun Lampung Selatan
Daun Kelor, dari Mistik hingga Cegah Stunting di Masyarakat Lewat Gertak Pelor di Way Panji Lamsel
Seorang ibu rumah tangga terlihat memilih daun kelor (moringa oleifera) yang masih muda, tak jauh dari pekarangan rumahnya.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Teguh Prasetyo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, WAY PANJI - Seorang ibu rumah tangga terlihat memilih daun kelor (moringa oleifera) yang masih muda, tak jauh dari pekarangan rumahnya.
Daun-daun kecil hijau itu ia taruh pada tempat kecil. Selang beberapa saat, ia pulang ke rumahnya dan daun kelor muda nan segar tersebut, akan diubahnya menjadi menu masakan bagi keluarganya.
Dan mengkonsumsi daun kelor, kini jadi kebiasaan masyarakat di wilayah Kecamatan Way Panji, Lampung Selatan.
Perlahan masyarakat mengetahui kandungan gizi dari daun kelor. Padahal sebelumnya masyarakat mengenal daun ini sebagai daun yang bisa menawar hal-hal yang bersifat mistik saja.
Perubahan pandangan masyarakat di di Kecamatan Candipuro ini tak lepas dari peran Puskesmas Rawat Inap setempat.
Sebab, sejak tiga bulan terakhir, puskesmas rajin mengkampanyekan pemanfaatan daun kelor yang kaya gizi sebagai upaya mengatasi dan mengurangi gangguan pertumbuhan pada anak (stunting).
Puskesmas Rawat Inap Candipuro menggalakankan pemanfaatan daun kelor melalui Gerakan Serentak Menanam Pohon Kelor (Gertak Pelor).
Di mana setiap rumah didorong memiliki pohon kelor minimal 1 pohon.
• 13 Manfaat Daun Kelor Bagi Kesehatan, Salah Satunya Mencegah Anemia
Dan tentunya bukan tanpa alasan gerakan ini dilakukan Puskesmas Rawat Inap Candipuro di Desa Titiwangi.
Karena dari data puskemsas, setidaknya ada tiga desa di kecamatan tersebut yang ditemukan kasusstunting.
“Untuk wilayah kecamatan Candipuro ada tiga lokus untuk kasus stunting. Pertama di Desa Mulyasari dan Way Gelam. Dan dari hasil validasi pengukuran terakhir, juga ada di Desa Sidoasri,” kata Ahmad Sholatan, Kasubag TU Puskesmas Rawat Inap Candipuro, pada Kamis (17/10).
Inovasi gerakan konsumsi daun kelor sebagai alternatif sumber gizi di wilayah Kecamatan Candipuro pun bukanlah hal yang tiba-tiba muncul.
Semuanya bermula dari kegiatan loka bulanan bidang kesehatan yang membahas masalah stunting lalu muncul ide pemanfaatan daun kelor yang memiliki kandungan kaya gizi.
Puskesmas kemudian melakukan invosi makanan yang bahan dasarnya dari daun kelor. Daun kelor ada yang dibuat tepung.
Ada juga yang dibuat jadi teh. Untuk tepung dari daun kelor kemudian dibuat makanan seperti puding dan lainnya.