Siswi SMK Pilih Berhenti Sekolah karena Pernah Diteriaki Lonte oleh Guru Agama
Seorang Siswi SMK di Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau (Kepri), memilih untuk berhenti dari Sekolah.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang Siswi SMK di Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau (Kepri), memilih untuk berhenti dari Sekolah.
Alasan Siswi yang berinisial Ar tersebut karena malu kerap jadi korban olok-olokan teman-temannya di Sekolah.
Ternyata sebelum jadi korban bullying teman-temannya, Ar pernah diteriaki lonte alias perempuan nakal oleh gurunya.
Mirisnya, guru yang meneriaki Ar dengan sebutan lonte tersebut mengajar bidang studi agama.
Karena tak tahan dengan ejekan teman-temannya, Ar akhirnya memutuskan untuk berhenti Sekolah.
• Bu Guru Sri Mesum dengan Cowoknya, Ajak Siswi SMK Ikut Berhubungan Badan Bareng
• Kisah Terbaru Siswa-Siswi SMK Berseragam Saksikan Adegan Ranjang Temannya di Kamar Kos
• Kisah Pasutri Bayar Biaya Persalinan Pakai Koin, Malah Dikembalikan Puskesmas, Ini Alasannya
• Rocky Gerung Sebut Pemerintahan Jokowi Periode Kedua Tak Sampai 2024, Ini Penyebabnya
Ar, seorang Siswi SMK yang ada di Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau (Kepri), akhirnya memilih untuk berhenti Sekolah.
Hal ini dilakukan Siswi tersebut lantaran malu karena terus-terusan menjadi ejekan teman-temannya.
Hal ini terjadi setelah Siswi tersebut sebelumnya pernah diteriaki perempuan nakal olah oleh gurunya sendiri yang mengajar bidang studi agama di lokasi umum.
Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri, Erry Syahrial yang dihubungi melalui telepon membenarkan akan hal tersebut.
Erry mengaku hal ini menjadi perhatian serius pihaknya.
“Tidak seharusnya seorang pengajar berlaku seperti itu, apalagi terhadap anak muridnya sendiri,” kata Erry, Minggu (19/1/2020).
Erry mengaku secepatnya akan berkoordinasi dan melaporkan hal ini ke Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Muhammad Dali.
”Saya belum sempat bertemu dengan kepala Dinas Pendidikan, Insya Allah Senin (20/1/2020) saya beserta komisioner lainnya akan menyurati Disdik untuk memperjuangkan hak anak tersebut,” ujar Erry.
Ditanyai apa permasalahan sebenarnya hingga guru itu meneriaki muridnya perempuan nakal di lokasi umum, Erry megaku belum tahu pasti.
“Itu bukan cerminan seorang guru, seharusnya guru itu merupakan contoh, bukan malah berlaku kurang ajar kepada peserta didiknya. Gurukan tugasnya mendidik, kalau ada salah di muridnya, sudah seharusnya dididik,” terang Erry.
Erry menyebut, Ar sudah berada di Batam di kediaman kakeknya.