Heboh Gali Sumur Kedalamaan 100 Meter, yang Keluar Bukan Air tapi Kobaran Api
"Kobaran api akibat semburan gas alam itu tiba-tiba muncul, dan memang mengejutkan masyarakat sekitar,” kata Bripka A. Hamid.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Polsek Pegantenan melalui Bhabinkamtibmas melakukan pengamanan lokasi sumur bor di Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan, Minggu (26/1/2020).
Sumur bor milik warga Desa Plakpak itu dijaga seusai menyemburkan api setinggi 50 cm.
Kapolsek Pegantenan, AKP Junaidi mengatakan, pengamanan lokasi sumur bor yang menyemburkan api setinggi 50 cm tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
"Lokasi kobaran api sudah kami amankan,” katanya kepada TribunMadura.com.
• Imam Salat Isya Tewas Terperosok ke Dalam Sumur
• Gandeng Anak Orang dan Rebut Motor Pedagang, Pria Ini Digebuki Massa hingga Videonya Viral
• Andre Rosiade Ikut Bongkar Praktik Prostitusi Online MiChat di Padang
AKP Junaidi mengutarakan, pihaknya saat ini sedang melakukan koordinasi dengan instansi terkait guna memastikan keamanan gas tersebut.
"Kita akan lakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan keamanan gas alam ini apakah berbahaya atau tidak terhadap warga di sekitar," ujarnya.
Sementara itu, Bhabinkamtibmas Desa Plakpak, Bripka A Hamid mengatakan, langsung melakukan evakuasi dan pengamanan setelah mendapatkan kabar sumor bor mengeluarkan api.
Dia juga meminta kepada warga setempat agar menjauhi kobaran api di lokasi pengeboran sumur tersebut.
"Kobaran api akibat semburan gas alam itu tiba-tiba muncul, dan memang mengejutkan masyarakat sekitar,” kata Bripka A Hamid.
Selain itu, Bripka A Hamid mengungkapkan, sumur bor yang menyemburkan api tersebut berasal dari lubang sumber sumur.
Waktu itu, kata dia, Bahul warga setempat melakukan pengeboran sumur di pekarangan rumanhnya.
Namun, setelah kedalamannya mencapai 30 meter dan disedot dengan pompa air, sumur itu malah tidak mengeluarkan air.
Justru, kata dia, pompa air langsung mengalami kerusakan.
"Karena belum keluar air, sehingga pengeboran terus dilakukan hingga mencapai kedalam 100 meter untuk mencari air," ujarnya.
"Namun nahasnya gas alam dan kobaran api malah muncul di permukaan sumur, sehingga pengeboran dihentikan," sambung dia.
Tidak hanya itu, Bripka A. Hamid juga mengutarakan, sebelumnya di kecamatan setempat, juga pernah ada fenomen serupa.
Menurut Bripka A Hamid, di Desa Plakpak ini memang dulunya diprediksi mengandung gas alam.
"Fenomena seperti ini sudah dua kali terbukti, dengan munculnya gas alam dan kobaran api yang sekarang terjadi lagi di Dusun Bunut," bebernya.
Bripka A. Hamid mengimbau kepada warga setempat untuk tidak mendekat ke lokas dulu bor yang mengeluarkan semburan api sampai ada koordinasi dari instansi terkait apakah semburan api itu berbahaya atau tidak.
Personel BPBD tercebur sumur
Personel BPBD Bandar Lampung yang tewas akibat tercebur ke dalam sumur dimakamkan langsung kemarin, Sabtu, 16 November 2019 sore di kampungnya.
Personel BPBD yang tewas tersebut bernama Agus Irawan (35), dan merupakan pegawai honor di BPBD Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan penjelasan pihak kepolisian, ternyata almarhum Agus turun ke dalam sumur karena ingin mengisi bensin.
Nahas, tali yang digunakan untuk mengikat tubuhnya terputus, sehingga Agus pun tercebur ke sumur sedalam 15 meter itu.
Polsek Kedaton memeriksa 3 orang saksi dalam kejadian tewasnya personel BPBD Bandar Lampung, Sabtu, 16 November 2019.
• Air Menyembur dari Sumur Bor Tanpa Mesin Hebohkan Warga Mesuji
• Kesaksian Warga Lihat Wuhan Seperti Kota Mati Setelah Terjangkit Virus Corona
• Sekeluarga Terombang-ambing di Laut selama 38 Hari, Kapalnya Hancur Ditabrak Paus Pembunuh
Kapolsek Kedaton Kompol Daud mengatakan, ketiga orang saksi tersebut adalah Agus (34), Sandra Yulison (46) dan Daan Alfaka (64).
Kompol Daud mengungkapkan, adapun langkah-langkah yang dilakukan Polsek Kedaton, mendatangi dan mengecek TKP, melakukan interogasi saksi-saksi, mengecek korban ke RSUAM bersama tim inafis.
"Tapi, korban sudah tidak berada di rumah sakit, kalau keterangan dokter, langsung dibawa olek rekan kerja dan keluarga korban ke rumah duka di Tanggamus," kata Kompol Daud, Sabtu, 16 November 2019.
Kemudian, lanjut Kompol Daud, mengecek peralatan yang digunakan di kantor Pemadam Kebakaran Kota Bandar Lampung.
Kronologis kejadian
Seorang personel BPBD Bandar Lampung tewas dalam menjalankan salah satu tugasnya, yakni membantu warga.
Personel tersebut bernama Agus Irawan (35), merupakan pegawai honor di BPBD Kota Bandar Lampung.
Agus Irawan meninggal dalam Kecelakaan Kerja saat membantu menguras sumur warga, Abu Bakar, di Jalan Pahlawan RT 05/ LK 1 Kelurahan Surabaya Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung, Sabtu, 16 November 2019.
Kompol Daud menerangkan, kronologis kejadian bermula saat seorang warga, Daan Alfaka, menghubungi pihak BPBD Bandar Lampung untuk meminta bantuan menguras sumur di rumah Abu Bakar sekira pukul 11.30 WIB.
Tak lama kemudian, kata Kompol Daud, pihak BPBD sebanyak 4 orang datang dan langsung menuju sumur dan memasang alat untuk menguras sumur.
"Kemudian, tak lama kemudian mesin untuk menguras mati dan korban turun ke dalam sumur untuk mengisi bensin di mesin yang ada di dalam sumur," ujar Kompol Daud.
Kemudian, tali yang mengikat tubuh korban putus dan korban jatuh ke dalam sumur sedalam 15 meter.
Setelah korban terjatuh, rekan-rekan korban menolong dengan cara diangkat ke atas dan korban masih bergerak.
"Kemudian, korban dibawa ke rumah sakit umum," imbuh Kompol Daud.
Sesampainya di rumah sakit, lanjut Kompol Daud, korban dinyatakan meninggal dunia.
Korban mengalami luka pada kepala di atas pelipis sebelah kiri.
Polisi Tak Olah TKP
Kapolsek Kedaton Kompol Daud membenarkan adanya anggota Damkar di bawah BPBD Bandar Lampung yang meninggal dunia usai Kecelakaan Kerja.
"Itu memang menurut BPBD Kecelakaan Kerja biasa dan keluarganya (korban) informasinya sudah menerima dan jenazah sudah dibawa ke rumah duka," beber Kompol Daud kepada Tribunlampung.co.id, Sabtu (16/11/2019) sore.
Karena dianggap Kecelakaan Kerja, sambung Kompol Daud, pihak kepolisian tidak melakukan olah TKP karena tidak ada unsur pidana di dalamnya.
"Kan nggak ada tindak pidananya di situ. Informasi yang kami terima mereka melakukan pekerjaan sesuai bidang profesi dia, kemudian mengalami Kecelakaan Kerja," ungkap Kompol Daud.
Mengenai lebih jauh apakah pekerjaan yang dilakukan berkaitan dengan profesinya sebagai anggota Damkar BPBD, atau di luar itu, Kompol Daud menjelaskan, menurutnya bisa ditanyakan langsung ke pihak BPBD.
"Apakah itu mereka ada perintah atau tidak (bekerja di sumur warga), yang jelas BPBD mengakui kalau itu sebagai (anggota) Damkar dan menganggap ini sebagai musibah, Kecelakaan Kerja," papar Kompol Daud.
Sepanjang tidak ada unsur pidananya di situ, lanjutnya, maka pihak kepolisian hanya melakukan monitoring dan telah melakukan pengecekan ke lokasi sekitar pukul 11.00 WIB lewat.
"Anggota kita sudah datang di situ (lokasi Kecelakaan Kerja). Korban sudah dibawa ke rumah sakit dan telah dibawa juga ke rumah duka. Kita ke sana hanya melihat sumurnya saja," ujarnya.
"Yang bisa memberikan penjelasan mereka (anggota Damkar) berada di situ (TKP) secara tugas dinas atau bukan ya pihak BPBD," tambah dia.
Kecelakaan Kerja sendiri, ungkapnya, terjadi karena salah satu alatnya yakni tali yang digunakan untuk masuk ke dalam sumur terputus. Sehingga menyebabkan korban tercebur ke dalam sumur.
"Kita sudah laporkan ini juga ke polresta bahwa terjadi Kecelakaan Kerja yang mengakibatkan korbannya meninggal dunia saat perjalanan ke rumah sakit," tandas Kompol Daud.
Dibawa ke Rumah Duka
Sebelumnya, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandar Lampung M Rizki membenarkan salah satu personelnya bernama Agus Irawan yang meninggal dunia karena tercebur sumur.
Saat ini, kata Rizki, jenazah sudah dibawa ke rumah duka.
"Sudah dari dua jam lalu dibawa ke rumah duka," beber Rizki kepada Tribunlampung.co.id, Sabtu (16/11/2019).
Namun, Rizki belum mengetahui kronologi peristiwa nahas tersebut.
Sebab, menurut Rizki, semua saksi ikut mengantar jenazah korban ke rumah duka, termasuk komandan peleton (danton).
"Kita juga belum bisa kasih kronologi jelasnya. Karena kan dantonnya sendiri ikut ke sana (rumah duka)," kata Rizki.
Namun dari info yang ia dapatkan, korban bersama Danton Ajis berada di rumah warga di Jalan Danau Ranau, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung, Sabtu (16/11/ 2019) pagi, untuk membersihkan sumur.
"Namun ini apakah karena di dalam sumur itu karena ada benda yang terjatuh, misal kucing masuk sumur atau apa, belum tahu," jelasnya.
Lalu dari posko Kedaton mendapatkan kabar dimintai bantuan oleh Danton untuk membantu anggotanya yang tercebur ke dalam sumur.
"Jadi dari posko ada empat atau enam anggota datang membantu ke TKP lalu membawa anggota kita ini ke RSUAM," papar dia.
Namun apakah korban meninggal di jalan atau saat di rumah sakit, Rizki juga belum berani memastikan.
"Karena saksi-saksinya juga pada ikut ke rumah duka," kata dia.
BPBD, terusnya, memang kerap membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan, semisal ada hewan yang masuk sumur atau ada ular di kediaman warga.
"Kita selama ini juga memang banyak laporan masyarakat dan kita tolong. Misal kucing masuk sumur, ada ular masuk rumah, kita bantu juga. Artinya kita memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat," paparnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Bandar Lampung Sutarno sebelumnya menyatakan, korban yang berusia sekitar 35 tahun ini bersama tim rescue BPBD Bandar Lampung tengah membantu menguras sumur warga.
Namun saat berada hendak masuk ke dalam sumur, tali yang digunakan terputus.
Akibatnya, korban terjatuh ke dalam sumur.
Korban meninggal dunia setiba di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM).
"Kan ada warga yang minta bantuan dikuras sumurnya. Jadi bantu bersama dantonnya," ungkapnya kepada Tribunlampung.co.id, Sabtu (16/11/2019) siang. (Artikel ini telah tayang di Tribunmadura.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/warga-terkejut-gali-sumur-bor-baru-kedalamaan-100-meter-yang.jpg)