Tribun Bandar Lampung
Patah Hati, Pemuda Bandar Lampung Gantung Diri di Kontrakan Kekasih
Kapolsek Kedaton Kompol M Daud menuturkan, satu jam sebelum ditemukan tewas, korban sempat bertanya keberadaan Sisi kepada Alsifa.
Dia membeberkan usia anaknya dengan wanita itu terpaut sangat jauh.
Bahkan, usia kekasih anaknya itu lebih tua dibandingkan ibunya.
Menurut Koiron, wanita itu tidak tepat untuk anaknya.
Dia sempat mendengar kabar, wanita yang disukai anaknya telah meninggalkan suami pertamanya yang terkena stroke.
"Sebenarnya orangtua mana yang tidak menginginkan terbaik untuk anaknya."
"Saya menolak bukan karena saya tidak suka terhadap anak. Tetapi semua demi kebaikan anak," jelasnya.
Dia mengungkapkan jalinan asmara anaknya itu, telah berjalan tiga tahun.
Hal itu berawal dari teman kerja.
Andai anaknya memilih perempuan lain yang sebaya dengan dia, tentu bakal dia dukung.
Koiron mengakui anaknya memang pendiam.
Ia jarang bergaul dengan pemuda seusianya.
"Almarhum juga jarang ikut kegiatan di lingkungan sekitar," jelasnya.
Koiron pun mengaku iklhas atas kepergian anaknya.
Rencananya pada Kamis (26/12/2019) siang, anaknya bakal dimakamkan di TPU setempat.
Korban sempat makan rujak
Sebelum gantung diri, alhamarhum Erwin sempat makan rujak bersama ibu dan kakaknya.
Kapolsek Ngaliyan, AKP R Justinus menuturkan mereka makan rujak di rumah ayah korban, di Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Semarang, Rabu (25/12/2019) pukul 15.00 WIB.
Lantas, anak pasangan Koiron dan Sugiayanti itu menuju rumah indekos milik ayahnya yang tidak jauh dari rumah pertama.
"Sekira pukul 16.00 WIB, korban sudah tergantung tak bernyawa di dapur."
"Korban menggantungkan diri di usuk dengan menggunakan kain bendera merah putih," tuturnya. (Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama)