Firasat Anak Debt Collector Sebelum Ayahnya Tewas Dibunuh Tetangga

Wanda menuturkan, sempat bermimpi tentang ayahnya beberapa hari sebelum tewas.

Editor: taryono
Tribunlampung.co.id/Joviter Muhammad
Nurhayati (kiri) dan putrinya menunjukkan foto korban, Senin (10/2/2020). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JATI AGUNG - Junaidi (40), warga RT 3 Desa Gedung Harapan, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, tewas bersimbah darah, Senin (10/2/2020). 

Pria yang bekerja sebagai Debt Collector perusahaan leasing kendaraan di Bandar Lampung ini meninggal dunia karena ditikam oleh tetangganya sendiri.

Istri korban, Nurhayati (39), mengatakan, suaminya tak punya musuh.

Ia tak menyangka tetangganya yang hanya berjarak beberapa rumah tega melakukan perbuatan keji tersebut.

 Pemakaman Korban Penusukan oleh Tetangga Dikawal Polisi Bersenjata

 Debt Collector Ancam Bunuh, Nasabah Didenda Rp 50 Ribu per Hari

 Pembunuhan Ibu Muda di Lamsel Diotaki Suami, Polisi Beberkan Peran Setiap Pelaku

 Tewas dalam Kecelakaan Maut di Jalinsum Kalianda, Bagus Febrianto Dikenal Siswa Berprestasi

Nurhayati syok saat dibangunkan tetangga yang mengabarkan suaminya roboh bersimbah darah.

"Di sini sudah biasa acara organ sampai pagi aman aman saja. Gak ada ribut-ribut. Makanya kaget bapak ditusuk orang," ujar ibu tiga anak ini.

Nurhayati mengaku tak terima dengan apa kejadian yang dialami suaminya.

Ia berharap polisi segera menangkap pelaku.

"Pokoknya masalah ini harus selesai. Nyawa harus dibayar nyawa," tegasnya.

Kesedihan juga tak luput dari Wanda Lestari (19), putri kedua korban.

Ia kehilangan sosok ayah yang dikenal baik dan sayang pada keluarga.

Wanda menuturkan, sempat bermimpi tentang ayahnya beberapa hari sebelum tewas.

"Aneh aja kok mimpiin ayah. Mimpi lagi bercanda, kumpul sama ibu dan ayah," kata Wanda.

Atas musibah yang menimpa orangtuanya, Wanda mengaku ikhlas.

Ia berharap polisi dapat segera menangkap pelakunya.

"Pelakunya ditangkap dan dihukum seberat-beratnya," kata Wanda.

Gara-gara Organ Tunggal

Dari informasi yang dihimpun Tribunlampung.co.id, peristiwa itu terjadi di depan Balai Desa Gedung Harapan, Senin (10/2/2020) sekitar pukul 03.30 WIB.

Peristiwa bermula saat korban berada di tengah hajatan pernikahan yang tak jauh dari rumahnya.

Korban menegur EA selaku pemilik hajat untuk segera menghentikan hiburan organ tunggal mengingat waktu sudah mendekati azan Subuh.

Namun EA yang dalam pengaruh minuman keras menolak teguran tersebut.

Korban yang tak mau ambil pusing akhirnya pergi ke depan balai desa.

Saat korban asyik mengobrol dengan warga lain, EA tiba-tiba datang dari arah belakang sembari menghujamkan senjata tajam ke tubuh korban.

Seketika korban tumbang dengan empat luka tusukan di dada kiri, perut sebelah kiri, bahu belakang sebelah kiri, dan pergelangan tangan kiri.

EA langsung kabur setelah kejadian itu.

Hingga kini, keberadaannya belum diketahui.

"Korban tewas di perjalanan saat hendak dibawa ke rumah sakit terdekat," ujar Kabagops Polres Lampung Selatan Kompol Ujang Jundari di sela pemakaman korban.

Ujang menambahkan, saat ini EA dalam pencarian.

Kendati demikian, polisi meminta pihak keluarga pelaku kooperatif dan segera menyerahkan diri.

"Kami juga melakukan pendekatan kedua belah pihak agar tidak terjadi bentrok antarwarga," jelasnya.

Korban telah dimakamkan di TPU Gedung Harapan.

Sejumlah anggota Polres Lampung Selatan bersenjata diterjunkan untuk mengantisipasi keributan. (Tribunlampung.co.id/Joviter Muhammad)  

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved