Tribun Bandar Lampung

Penulis Buku Empedu Tanah Inggit Putria Marga: Menulis Puisi adalah Tantangan

Menjadi seorang penulis puisi ditekuni Inggit Putria Marga sejak tahun 1999. Baginya menulis puisi merupakan sebuah tantangan.

Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi pribadi
Inggit Putria Marga. Penulis Buku Empedu Tanah Inggit Putria Marga: Menulis Puisi adalah Tantangan 

Tahun 2010 Inggit pertama kali menerbitkan buku antologi tunggal, dengan judul penyeret babi.

Kemudian Desember 2019 Inggit menerbitkan buku antologi tunggal kedua berjudul empedu tanah.

15 Februari 2020 Lampung Literatur selaku penerbit empedu tanah mengadakan selisik buku.

"Antalogi tunggal adalah buku yang berisi kumpulan puisi karya satu orang penulis. Jadi semua puisi didalam buku itu adalah karya saya. Tujuan saya menerbitkan buku antalogi tunggal agar karya- karya yang sudah ditulis dan dipublikasikan lewat media massa dapat terdokumentasikan dengan baik," kata Inggit

Selama menulis puisi, Inggit mengaku sering mendapatkan kritikan.

Tapi kritikan itu dilihat dahulu oleh Inggit.

Jika kritikan hanya untuk "nyinyir" Inggit tidak menanggapinya.

Tapi jika kritikan itu agar Inggit bisa menulis puisi lebih baik lagi, Inggit menerimanya

"Bagi saya namanya kritik itu wajar. Bukan hanya menulis, apapun yang kita lakukan pasti akan menuai kritikan. Kalau tidak mau menuai kritikan, ya tidak usah melakukan apa-apa," ujar ibu dari satu anak itu.

Agar puisinya bisa disukai masyarakat, Inggit selalu berusaha membuat puisi yang bagus dan menarik.

Inspirasinya dalam membuat puisi bisa didapatkannya dari mana saja.

"Inspirasi yang saya dapat, seperti dari membaca, pengalaman hidup saya serta orang lain, dari lagu, dan sebagainya. Pokoknya bisa dari mana saja," kata Inggit

Inspirasi menulis puisi pasti bisa Inggit dapat, karena memang menulis puisi adalah passion Inggit.

Passion itu membuat Inggit selalu senang menulis puisi, dibandingkan menulis atau melakukan pekerjaan lain.

Selama menulis puisi Inggit kerap menemui berbagai kesulitan.

Namun bagi Inggit semakin puisi sulit justru membuatnya semakin bersemangat menulis puisi.

Justru kalau puisi mudah Inggit merasa membuat puisi seperti tidak ada gregetnya. (Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved