Pengamat Prediksi Rezim Jokowi Jatuh 6 Bulan Kedepan, Pemicunya Mulai Isu Buzzer Sampai Virus Corona
"Makanya mereka membayar buzzer 72 miliar untuk membuat suasana supaya lebih heboh, lebih hebat, kondusif," jelas Syahganda.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pengamat Politik Syahganda Nainggolan memprediksi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal jatuh enam bulan ke depan.
Prediksi Syahganda Nainggolan dilatari sejumlah kondisi di pemerintahan Jokowi yang disebutnya banyak masalah
Dilansir TribunWow.com, Syahganda Nainggolan menyinggung wabah Virus Corona yang kini tengah dikhawatirkan seluruh warga dunia.
Hal tersebut disampaikan Syahganda Nainggolan melalui tayangan YouTube realita TV, Sabtu (29/2/2020).
Mulanya, Syahganda menyoroti soal pemindahan Ibu Kota Negara ke Pulau Kalimantan.
• Bukan Anies Baswedan, Menteri BKPM Sebut Ada Gubernur Berlagak Presiden di Hadapan Jokowi
• Saat Menteri Keuangan Sri Mulyani Ralat Pernyataan Jokowi di Rapat Terbatas
• Respon Jokowi Dapat Tawaran Obat Penggemuk Badan
Menurutnya, Jokowi sempat bepergian ke luar negeri untuk mencari dana demi memindahkan Ibu Kota ke Pulau Kalimantan.
"Jokowi baru ke Australia cari uang untuk ibu kota baru, dia ke Canbera dan lain-lain," kata Syahganda.
Tak hanya Jokowi, Menteri Hukum dan HAM Luhut Binsar Pandjaitan pun disebutnya turut mencari dana untuk memindahkan Ibu Kota.
"Kemudian Luhut Binsar Pandjaitan membawa orang ramai-ramai cari uang ke Amerika untuk investasi di Ibu Kota baru," jelasnya.
"Jadi tema mereka ini tema yang aneh yang sebenarnya udah di luar akal sehat."
Ia bahkan menyinggung jumlah uang yang digelontorkan pemerintahan Jokowi untuk membayar para buzzer.
"Makanya mereka membayar buzzer 72 miliar untuk membuat suasana supaya lebih heboh, lebih hebat, kondusif," jelas Syahganda.

Masalah lain yang dialami pemerintahan Jokowi yang disebut Syahganda yakni pada bidang pariwisata.
Menurut Syahganda, pariwisata Indonesia menurun drastis semenjak Virus Corona merebak ke banyak negara.
"Orang lain, pariwisata misalkan udah lihat kita 2 juta kehilangan (wisatawan)," tutur Syahganda.