Tribun Way Kanan
Diduga Ditabrak Kereta, Penderita Epilepsi di Way Kanan Ditemukan Tak Bernyawa
Polisi berhasil mengungkap identitas jenazah yang ditemukan di Kampung Lembasung, Kecamatan Blambangan Umpu, Way Kanan.
Penulis: anung bayuardi | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BLAMBANGAN UMPU - Polisi berhasil mengungkap identitas jenazah yang ditemukan di Kampung Lembasung, Kecamatan Blambangan Umpu, Way Kanan.
Mayat pria tanpa identitas tersebut ditemukan di bawah Jembatan Telung Telak, Dusun Talak Karet, Kampung Lembasung, Kamis (12/3/2020) sore.
Kasat Reskrim Polres Way Kanan AKP Devi Sunjana menuturkan, mayat tersebut ditemukan anak-anak bermain di sekitar jembatan sepulang dari mengaji.
Saat itu mereka mencium bau menyengat dari bawah jembatan.
• Warga Jember Sembunyikan Mayat Menantu 4 Hari di Rumah
• Bocah Tewas Tertabrak Bus Transjakarta Saat Akan Melintas
• Polisi Ungkap Jaringan Narkotika Gadingrejo, Tangkap 4 Pelaku dalam Waktu 24 Jam
• KA Babaranjang Seret Avanza 5 Meter di Lampung Utara, Penumpang Kabur
Saat mencari asal bau busuk tersebut, anak-anak melihat sesosok mayat tergeletak di pinggir sungai.
Mereka langsung melaporkan kejadian tersebut ke pamong kampung setempat dan diteruskan ke polisi.
Polres Way Kanan langsung menuju lokasi penemuan mayat.
Mereka mendapati kondisi mayat yang mengenakan kaus kuning dan celana hitam itu kulitnya sudah mengelupas dan dipenuhi belatung.
Selanjutnya jasad pria itu dibawa ke RSUD Zainal Abidin Pagar Alam Way Kanan untuk divisum.
Hasil visum dokter RSUD dan Tim Inafis Polres Way Kanan menunjukkan bahwa lengan kanan korban terlepas.
Diperkirakan, ia menjadi korban kecelakaan kereta api.
Setelah melakukan identifikasi sidik jari, polisi menduga pria ini bernama Erwansyah (31), warga Jalan Ebara, Kampung Lembasung, Kecamatan Blambangan Umpu, Way Kanan.
Hal itu dibenarkan Dadang Efendi, sepupu korban.
Dia menjelaskan bahwa korban memiliki riwayat penyakit epilepsi.
Korban sering hilang kesadaran sampai tidak dapat mengontrol diri.
Ia kerap berhalusinasi dan tidak jarang berlari ke arah rel kereta api.
Selama ini korban tinggal seorang diri di sebuah rumah yang berjarak hanya 200 meter dari lokasi jasadnya ditemukan.
Pihak keluarga pun mengikhlaskan kepergian korban.
Selanjutnya jenazah korban diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. (Tribunlampung.co.id/Anung Bayuardi)