Wabah Virus Corona Bisa Berlangsung Satu Tahun, IMF Siapkan Rp 708,8 Triliun

Wabah Virus Corona Bisa Berlangsung Satu Tahun, IMF Siapkan Rp 708,8 Triliun

kontan.co.id
Ilustrasi - Wabah Virus Corona Bisa Berlangsung Satu Tahun, IMF Siapkan Rp 708,8 Triliun 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong memperingatkan akan lebih banyak muncul imported case dan kluster infeksi terhadap jumlah kasus virus corona di negara tersebut.

Meski demikian, dia mengatakan, tidak ada rencana untuk meningkatkan kewaspadaan resmi ke tingkat tertinggi.

Kementerian Kesehatan Singapura juga mengonfirmasi sembilan kasus baru, meningkatkan jumlah infeksi menjadi 187 kasus.

Pihaknya pun sedang merencanakan langkah-langkah untuk mengurangi dampak wabah, termasuk aturan tentang jarak sosial dan bantuan untuk pekerja yang menganggur.

"Tidak seperti SARS (sindrom pernafasan akut akut), wabah ini akan berlanjut selama beberapa waktu, satu tahun, dan mungkin lebih lama," kata Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada Kamis (12/3/2020).

UPDATE 4 Pasien Corona Meninggal, Pasien Positif Covid-10 Melonjak Jadi 69 Orang termasuk 2 Bayi

Pasien Corona Meninggal, Solo Liburkan Sekolah 2 Minggu, Tempat Wisata Ditutup

Ditutup Karena Corona, Beredar Video di Medsos Kawanan Burung Seperti Tawaf Mengelilingi Kabah

"Kita harus melakukan tindakan lebih lanjut untuk sementara, meskipun kita tidak bisa sepenuhnya menutup diri dari dunia," katanya dalam pidato yang disiarkan secara nasional.

Lee memperingatkan warga Singapura untuk waspada akan adanya lebih banyak imported cases dan kluster infeksi meskipun ada larangan bagi wisatawan dari negara-negara termasuk China, Iran, Korea Selatan, dan Italia.

Kasus meningkat

Jumlah kasus virus corona telah meningkat secara global dengan cepat.

Total lebih dari 120.000 kasus infeksi dan 4.620 kematian di seluruh dunia.

Ketika gelombang kasus baru muncul di AS dan Eropa, Lee mengatakan dia yakin banyak negara akan menanggung wabah yang terus berlanjut dengan transmisi komunitas, seperti yang terjadi di Korea Selatan dan Italia.

Meskipun demikian, pada titik ini, pemerintah tidak akan meningkatkan tingkat siaga atau menempatkan Singapura pada kondisi "lockdown", kata dia.

Gratiskan perawatan intensif

Singapura telah menggratiskan unit perawatan intensif dan tempat tidur rumah sakit untuk mengakomodasi setiap lonjakan pasien.

Tetapi Lee mengatakan lonjakan dramatis dalam jumlah kasus akan membuat Singapura tidak dapat melakukan rawat inap dan mengisolasi setiap kasus seperti sebelumnya.

Delapan dari 10 pasien virus corona mengalami gejala ringan dan yang paling berisiko adalah orang tua dan orang-orang dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi atau masalah pernapasan.

Lee mengatakan bahwa jika terjadi lonjakan kasus, Singapura akan fokus pada perawatan di rumah sakit hanya pada kasus yang lebih serius. Sementara mereka yang memiliki gejala ringan akan tetap diisolasi di rumah.

Dia mengatakan pihak berwenang juga siap untuk meluncurkan langkah-langkah tertentu seperti mengatur ukuran jarak sosial, termasuk menangguhkan sementara sekolah, dan memungkinkan staf untuk bekerja dari rumah.

"Mereka akan menjadi penahan ekstra untuk diterapkan ketika kita melihat lonjakan dalam kasus," kata Lee.

“Penahan ekstra akan memperlambat penularan virus, mencegah sistem layanan kesehatan kami kewalahan dan membantu menurunkan jumlahnya. Setelah situasi membaik, kita bisa tenang dan kembali ke tindakan pencegahan dasar," kata dia.

Tidak dinaikkan ke level tertinggi

Lee berusaha meyakinkan warga Singapura, dengan memperhatikan bahwa sistem peringatan yang dikenal sebagai Kondisi Sistem Respons Wabah Penyakit (Dorscon), tidak akan dinaikkan ke level tertinggi.

"Kami tidak mengunci kota kami seperti yang dilakukan orang China, Korea Selatan atau Italia," kata dia.

Pada 7 Februari 2020, Singapura menaikkan tingkat siaga yang berubah dari hijau menjadi kuning, oranye lalu merah menjadi oranye, menciptakan gelombang kecemasan publik dan pembelian panik.

Hari berikutnya, Lee menyampaikan pidato televisi pertamanya, mengatakan bahwa pihak berwenang telah siap untuk mengatasi krisis.

Pada Kamis (12/3/2020), Lee juga mengatakan pemerintah sedang mempersiapkan paket stimulus kedua untuk membantu bisnis dan pekerja, termasuk bantuan untuk mereka yang PHK dan menganggur.

Lee mengatakan bahwa meskipun jumlahnya belum "meledak", virus belum diberantas sehingga Singapura tetap dalam "negara berisiko tinggi".

Dia menandai kemungkinan layanan keagamaan dipersingkat untuk meminimalkan risiko penyebaran virus di lingkungan yang ramai, meniru penangguhan ibadah umrah yang dilakukan oleh Arab Saudi dan keputusan Paus Francis untuk menyiarkan langsung khotbah-khotbahnya.

Sekitar 90 warga Singapura berpartisipasi dalam acara keagamaan massal di Kuala Lumpur.

Dua dari mereka, seorang pria berusia 29 tahun dan seorang pria berusia 48 tahun dinyatakan positif terkena virus corona dan termasuk di antara sembilan kasus baru yang diumumkan oleh Singapura pada hari Kamis.

Dewan Agama Islam Singapura, atau Majlis Ugama Islam Singapura (Muis), mengatakan akan menutup masjid dan menunda kegiatan selama lima hari ke depan untuk membersihkan tempat itu.

Pihak berwenang Malaysia sebelumnya melaporkan bahwa setidaknya 12 kasus virus corona telah dikaitkan dengan acara keagamaan tiga hari, yang dihadiri oleh sekitar 10.000 orang dari beberapa negara.

Juga pada Kamis (12/3/2020), Pendeta William Goh, uskup agung Katolik Roma Singapura, mengatakan massa akan semakin ditangguhkan.

Ibadah Katolik telah ditangguhkan sejak 15 Februari dan dijadwalkan dilanjutkan pada Sabtu (14/3/2020) tetapi Goh membatalkan perintah itu.

IMF Kucurkan Dana Rp 708,8 triliun

Dana Moneter Internasional ( IMF) mengumumkan pendanaan sebesar 50 miliar dollar AS atau setara Rp 708,8 triliun (kurs Rp 14.177 per dollar AS).

Dana ini akan disalurkan ke negara-negara yang terdampak virus corona.

Dilansir dari BBC, Kamis (5/3/2020), dalam kesempatan yang sama IMF juga menyebut wabah virus corona telah memukul pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini menjadi lebih rendah dibanding tahun lalu.

Pengumuman kucuran dana dari IMF dilakukan setelah virus corona menyebar dengan cepat di luar China. Saat ini virus corona telah menyebar ke 79 negara.

Pada pekan ini, pemerintah dan bank sentral di seluruh dunia pun telah mengambil langkah untuk menahan dampak virus corona.

IMF menyatakan, dana tersebut digunakan untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, serta yang memiliki sistem kesehatan lemah untuk merespons virus corona.

IMF pun menyebut, penyebaran virus corona telah menghapus ekspektasi kuatnya pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Akhirnya, output perekonomian global diproyeksi bakal berada di tingkat terendah sejak krisis keuangan global 2008.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva memperingatkan, bakal sulit untuk memproyeksikan betapa besarnya dampak virus corona.

"Pertumbuhan (ekonomi) global tahun 2020 akan jatuh ke level yang lebih rendah dari tahun lalu, namun seberapa jauh jatuhnya dan berapa lama dampaknya akan sulit untuk diprediksi," jelas Georgieva.

Ia juga menolak menyatakan apakah peningkatan risiko akibat virus corona dapat mendorong perekonomian dunia ke jurang resesi.

Pada Selasa (4/3/2020) waktu setempat bank sentral AS Federal Reserve memangkas suku bunga acuan untuk merespons kekhawatiran terkait dampak virus corona terhadap ekonomi AS.

Ini merupakan pemangkasan suku bunga darurat pertama yang dilakukan The Fed sejak krisis keuangan global 2008.

Pada hari yang sama, Australia dan Malaysia memangkas suku bunga acuan pula, untuk merespons dampak virus corona.

Para menteri keuangan negara-negara G7 pun menyatakan komitmen untuk menggunakan seluruh instrumen kebijakan yang sesuai untuk menangkal dampak ekonomi virus corona.

Bank Dunia pun mengumumkan komitmen dana 12 miliar dollar AS untuk membantu negara-negara berkembang yang terdampak virus corona. Paket darurat ini termasuk di dalamnya pinjaman murah, hibah, dan bantuan teknikal.

Artikel telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved