Berita Nasional
Buruh Tukang Jahit Bikin Masker Kain Lalu Dibagikan Gratis di Bengkulu
Seorang buruh tukang jahit membuat masker kain dan membagikannya secara gratis. Sang buruh tukang jahit itu bernama Heri Saputra (29).
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BENGKULU - Seorang buruh tukang jahit membuat masker kain dan membagikannya secara gratis.
Kegiatan yang dilakukan pria dengan gelar sarjana tersebut merupakan bentuk solidaritas dalam melawan virus corona atau Covid-19.
Sang buruh tukang jahit itu bernama Heri Saputra (29), warga Jalan Budi Utomo, Kelurahan Beringin Raya, Kota Bengkulu.
Ia merupakan kuli jahit atau buruh tukang jahit yang bekerja pada pengusaha jahit.
Alumni Prodi Matematika Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) itu mengaku, aksi yang dilakukannya tersebut bermula dari melihat banyaknya keluhan warga di sekitar rumah dan beberapa temannya.
• Diingatkan Pakai Masker, Pria Kekar Mengamuk Mau Pukuli Laki-laki Paruh Baya di Bogor
• UPDATE Corona Selasa 14 April 2020, Bertambah 282 Kasus Jadi 4.839 Kasus, 459 Orang Meninggal
• THR PNS Eselon III ke Bawah Bakal Cair tapi Jumlahnya Berkurang
• Putuskan Lockdown Lokal Tutup Bandara, Gubernur Papua Kini Sakit Harus Carter Pesawat ke Jakarta
Keluhan itu mengenai kelangkaan masker di Kota Bengkulu sejak wabah virus corona atau Covid-19 menerpa.
Dari situlah, Heri kemudian berinisiatif membuat sendiri masker kain untuk dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Alhamdulillah beberapa teman ikut membantu, baik dari donasi membeli bahan kain, hingga menjahit dan packing masker."
"Bahkan saat membagikan ke masyarakat, beberapa teman pun ikut andil," ungkap Heri, belum lama ini.
Aksi Heri justru menjadi perhatian warga.
Sejumlah donasi berdatangan.
Banyaknya donasi membuat Heri semakin semangat memproduksi masker kain lebih banyak.
"Aksi pembagian masker justru makin banyak dukungan warga dalam bentuk donasi membeli bahan. Saya semakin semangat," ujarnya.
Ditanya apakah dirinya tidak rugi dengan aksi yang dilakukan ini, Heri mengaku justru senang bisa membantu orang di tengah kesulitan mendapat masker saat ini.
"Alhamdulillah saya tidak merasa rugi, Bang. Karena rezeki itu tak perlu dikhawatirkan."
"Yang penting bisa membantu orang, dan orang senang dengan bantuan kita, itu sudah bagian dari rezeki," ujar dia.
Heri menyebutkan, semangat kebersamaan tersebut ia dapatkan saat duduk di bangku kuliah.
Saat itu, ia aktif di salah satu organisasi mahasiswa pencinta alam, Madyapala, UMB.
Rasa solidaritas dan kebersamaan itu masih terbawa hingga sekarang.
"Saya hanya mengerjakan apa yang saya bisa sumbangkan."
"Karena saya tukang jahit mampunya ya buat masker. Mau berbuat lain saya tidak mampu," ujarnya tertawa lepas.
Warga sumbang beras
Di Lampung, warga sumbang beras buat driver ojol.
Driver ojek online menjadi salah satu pekerjaan yang rentan terhadap penularan virus corona.
Pasalnya, para driver ojol ini menghabiskan waktu cukup banyak di jalan dan tanpa mengetahui apakah ada virus corona (Covid-19) yang menempel pada dirinya.
Pada masa pandemi virus corona ini, nasib para driver ojol semakin tidak jelas.
Pasalnya, imbauan pemerintah kepada warga untuk tetap di rumah membuat pengguna jasa ojek menurun drastis.
Perjuangan para ojol mendapatkan sesuap nasi menarik simpati sejumlah elemen masyarakat di Bandar Lampung.
Tidak jarang driver ojol yang mendapatkan donasi dari masyarakat.
"Ya memang makin seret rezeki saat ini. Sedikit yang masih melakukan aktivitas di luar dengan bantuan jasa ojek online," ujar Bahri (32), seorang driver ojol, kepada Tribunlampung.co.id, Sabtu (11/4/2020).
Ia mengaku pendapatan dari menarik penumpang jauh merosot dibandingkan sebelumnya.
Pada hari normal, Bahri terkadang bisa mengantar 5-7 penumpang dalam sehari.
"Sekarang satu saja sudah syukur nih," ucapnya.
Bahri membenarkan banyak warga yang memberikan sumbangan kepada para driver ojol.
Biasanya sumbangan diberikan dalam bentuk makanan siap saji.
Terkadang ada pula yang memberikan beras.
"Ini bukan yang pertama. Sebelumnya juga sudah sering kami terima donasi yang serupa. Ada yang dari organisasi, ada juga yang atas nama pribadi," jelasnya.
Tak lupa, ia dan rekan-rekannya sesama driver ojol menyampaikan terima kasih atas setiap bantuan yang diberikan.
Bocah sumbang uang celengan
Sebelumnya di Makassar, seorang bocah berusia 6 tahun sumbangkan uang tabungan di dalam celengan miliknya untuk membantu penanganan virus corona atau Covid-19 di Indonesia.
Bocah tersebut bernama Yasmin Saman Ahmad (6).
Ia menyumbangkan uang tabungan miliknya di dalam celengan untuk membeli alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis, Jumat (3/4/2020).
Total uang receh di dalam celengannya berjumlah Rp 448.800.
Hasil tabungan di celengan Yasmin Saman diserahkan ke Posko Jurnalis Peduli Kemanusiaan (JPK) Sulsel, Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar.
“Untuk bantu belikan kakak dokter dan perawat baju (APD) di puskesmas dan rumah sakit. Tetap semangat kakak dokter,” ucapnya saat didamping ibunya Mardiana Rusli.
Mardiana menambahkan, keinginan Yasmin merelakan uang tabungan di dalam celengan itu atas inisiatifnya sendiri.
Ia dengan ikhlas tergerak melihat kondisi tenaga medis yang kekurangan APD.
“Memang Yasmin kami didik sejak umur dua tahun menabung, dan hasil tabungan itu diperuntukkan untuk bantuan sosial," pungkasnya.
Setiap dua tahun kata Mardiana, celengan dibuka.
Isinya disumbangkan untuk hal yang berhubungan dengan kemanusiaan.
Ia juga berharap kepada pemerintah untuk bergerak cepat menangani penyebaran virus corona atau COVID-19 di tengah masyarakat, serta mengonsolidasikan gerakan bersama untuk tetap tinggal di rumah dan menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.
"Konsolidasi masyarakat itu penting untuk mencegah penyebaran virus corona dan tak lupa untuk jaga kebersihan," tutupnya.
Bawa uang Rp 1 miliar di kantong kresek
Sebelumnya, seorang pria sumbang uang sebesar Rp 1 miliar untuk penanganan virus corona atau Covid-19 di Karawang, Jawa Barat.
Pria tersebut membawa uangnya dalam kantong kresek.
Pria itu bernama Muhamad Sayegi Dewa.
Dewa menyerahkan uang bantuan yang dibungkus kantong kresek kepada Wakil Bupati Karawang, Ahmad Zamaksyari atau Jimmy, dan Sekretaris Daerah Karawang Acep Jamhuri di Ruang Command Center Pemkab Karawang, Senin (30/3/2020).
"Ini bentuk kepedulian. Kalau bukan kita siapa lagi?" ujar Muhamad Sayegi Dewa, yang juga Ketua Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Karawang itu, sebagaimana dilansir Kompas.com.
Menurut Dewa, penanganan virus corona bukan saja menjadi tanggung jawab Pemkab Karawang.
Namun, menurut dia, penanganan wabah ini merupakan tanggung jawab bersama.
"Sumbangan Rp 1 miliar bukan karena saya banyak uang. Ini kepedulian untuk kemanusiaan," kata Muhamad Sayegi Dewa yang memiliki latar belakang sebagai pengusaha itu.
Dewa kemudian mengajak para pengusaha di Karawang untuk bahu-membahu membantu penanggulangan Covid-19, yang kini menjadi pandemi global itu.
"Jangan diam. Ayo berbuat untuk kemanusiaan," kata Dewa.
Wakil Bupati Karawang, Ahmad Zamakhsyari atau Jimmy mengucapkan terima kasih atas kepedulian Muhamad Sayegi Dewa.
Jimmy mengakui bahwa Karawang sedang membutuhkan dana tunai untuk penanganan Covid-19.
Salah satunya untuk penyemprotan disinfektan di 309 desa dan kelurahan di Karawang.
"Untuk teknisnya, kita akan atur dengan Pak Sekda, Kapolres dan Pak Dandim 0604 Karawang," kata Jimmy.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kuli Jahit Bikin Ribuan Masker untuk Dibagikan ke Masyarakat Bengkulu.
Di Bengkulu, seorang buruh tukang jahit membuat masker kain dan membagikannya secara gratis. (Kompas.com)