Kasus Corona di Indonesia
WHO Sebut Belum Ada Bukti Pasien yang Sembuh dari Virus Corona Punya Kekebalan Tubuh Atas Covid-19
WHO menyebut, belum ada bukti pasien yang pulih dari virus corona atau Covid-19, punya kekebalan tubuh virus tersebut.
Raksasa farmasi Amerika, Gilead Science Inc, mengumumkan hasil uji coba obat yang bernama Remdesivir yang efektif mengobati penderita yang tertular virus Corona.
CNBC International mengutip mediaSTAT melaporkan rumah sakit di Chicago merawat pasien Covid-19 yang parah dengan menggunakan obat antivirus Remdesivir dalam uji coba klinis dan diawasi ketat.
Hasilnya, pasien tersebut menunjukkan pemulihan yang cepat dari demam dan gangguan pernapasan.
Kabar tersebut membawa sentimen positif di pasar keuangan dunia.
Indeks berjangka Wall Street yang langsung melesat lebih dari 3% pada Jumat (17/4/2020) pagi.
Penguatan indeks berjangka menjadi indikasi jika bursa saham AS akan melesat saat perdagangan dibuka.
Pasar keuangan dalam negeri pun terimbas positif. Kurs rupiah menguat terhadap dolar.
Jika Kamis (16/4/2020) rupiah masih bertengger di level Rp 15.640 per dolar AS, maka pada penutupan Jumat sore menguat ke level Rp 14.465.
Diketahui berdasarkan laporan STAT News pada Kamis (16/4/2020), para pasien yang mengambil bagian dalam uji klinis obat Remdesivir tersebut, semuanya memiliki gejala pernapasan dan demam tinggi, namun mereka dapat meninggalkan rumah sakit setelah kurang dari satu minggu menjalani perawatan.
"Berita terbaiknya adalah sebagian besar pasien kami sudah keluar, dan ini luar biasa. Kami hanya memiliki dua pasien yang meninggal," ujar dr Kathleen Mullane, seorang spesialis penyakit menular di University of Chicago yang memimpin uji klinis, dalam video yang didapat STAT News
Pada Februari, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Remdesivir menunjukkan potensi terhadap Covid-19. Uji coba obat sedang berlangsung di puluhan pusat klinis lainnya.
Gilead mensponsori tes obat pada 2.400 pasien yang punya gejala parah Covid-19 di 152 lokasi percobaan di seluruh dunia.
Ini juga menguji obat pada 1.600 pasien yang punya gejala sedang di 169 rumah sakit dan klinik di seluruh dunia.
Gilead mengatakan pihaknya mengharapkan hasil dari persidangan pada akhir bulan ini.
“Kami memahami kebutuhan mendesak untuk pengobatan Covid-19 dan minat obat antiviral Remdesivir yang kami selidiki," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan kepada CNN.
“Totalitas data perlu dianalisis untuk menarik kesimpulan dari uji coba," kata Gilead.