Kasus Corona di Indonesia
Pakar IDI Sebut Virus Corona Bisa Mati Sendiri Setelah 14 Hari, Sistem Imun Tubuh Taruhannya
Namun demikian, untuk membuat Covid-19 mati sendiri, resiko yang dipertaruhkan cukup besar, yakni sistem imun tubuh.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Peneliti menyebut, jika virus corona (Covid-19) bisa mati dengan sendirinya.
Namun demikian, untuk membuat Covid-19 mati sendiri, resiko yang dipertaruhkan cukup besar, yakni sistem imun tubuh.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dewan Pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Abidinsyah Siregar.
Pandemi virus corona atau Covid-19 hingga saat ini masih menjadi fokus utama masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Para ilmuwan pun mulai melakukan berbagai penelitian guna membantu umat manusia memerangi wabah ini.
• Menkominfo Sebut Ada 554 Kabar Hoaks Selama Pandemi Corona, di Lampung Rata-rata Pelaku Wanita
• Tersebar Info Penutupan Akses Pelabuhan Bakauheni, Polda Lampung Pastikan Hoaks
• Peneliti Siap Produksi Vaksin Virus Corona Secara Massal Pada September 2020
• 6 Daerah di Lampung Belum Terdampak Virus Corona, Mana Saja?
Berdasarkan penelitian sementara, diketahui bahwa virus corona ternyata berpotensi bisa mati dengan sendirinya.
Virus corona, lanjut Abidinsyah, bisa mati setelah melalui 14 hari masa inkubasi.
Namun, risiko yang dipertaruhkan cukup besar.
Ia menambahkan, sistem kekebalan imun pasien yang tertular virus corona dipertaruhkan.
Tak hanya itu, Abidinsyah juga turut menjelaskan proses yang terjadi saat tubuh terinfeksi virus corona.
Hal paling penting, lanjutnya, ialah perilaku virus yang mempertahankan kehidupan tergantung inangnya.
"Ada yang berinang di nyamuk, ada yang di burung, sekarang virus corona kan semestinya berinang di hewan yang sebelumnya menjadi inang, " ujar Abidinsyah dalam diskusi bertajuk "Ikhtiar Melawan Corona" yang digelar secara daring pada Sabtu (18/4/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.
Hingga pada akhirnya, virus corona ini bisa bertahan hidup di tubuh manusia.
Abidinsyah menjelaskan, virus tersebut menyasar paru-paru manusia.
"Setelah menginfeksi, dengan cepat virus corona menyerang paru-paru sehingga ruang dalam paru-paru dikuasai."
"Hal ini menyebabkan individu gagal napas," ucap Abidinsyah.
Saat sudah menginfeksi, terjadi pertarungan antara antigen dengan antibodi di dalam tubuh.
Ia pun mengibaratkannya seperti lomba lari cepat atau sprint.
"Pertarungan itu akan terjadi seperti lomba sprint."
"Virus akan bertahan selama 14 hari."
"Kalau lewat, virus sudah kehabisan kemampuan bertahan, lalu mati sendiri," ucap Abindinsyah.
Abidinsyah juga menyebutkan bahwa tubuh individu akan memunculkan kemampuan antibodi.
"Akan tetapi perlu diingat bahwa selama 14 hari inkubasi tadi sistem imun tubuh dipertaruhkan," kata Abindinsyah.
Dia pun mengingatkan bahwa saat ini belum ada obat dan vaksin untuk menyembuhkan atau mencegah Covid-19.
Satu-satunya cara yang bisa dilakukan masyarakat adalah menyingkirkan sumber penularan dengan orang-orang yang berpotensi tertular.
"Itu terpaksa kita lakukan dan hanya itu yang bisa kita lakukan sekarang," kata dia.
UPDATE: Kasus Covid-19 di Indonesia Kini 6.248, Bertambah 325

Sementara itu, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menyatakan bahwa masih terjadi penularan virus corona di masyarakat yang membuat kasus Covid-19 bertambah.
Dalam kurun waktu 24 jam terakhir hingga Sabtu (18/4/2020) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 325 kasus Covid-19 di Indonesia.
Kasus baru tersebut membuat jumlah total kasus Covid-19 di Tanah Air kini menjadi 6.248 pasien.
Hal ini diungkapkan Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Sabtu sore.
"Sampai dengan hari ini ada 325 kasus baru sehingga total menjadi 6.248," ujar Achmad Yurianto.
Data yang sama juga menunjukkan bahwa ada penambahan 24 pasien yang kini dinyatakan negatif virus corona setelah menjalani dua kali pemeriksaan.
Dengan demikian, total pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh ada 631 orang.
Namun, masih ada kabar duka dengan masih tercatatnya penambahan pasien meninggal setelah dinyatakan positif virus corona.
Ada 15 pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam kurun waktu Jumat hingga Sabtu siang ini.
"Ada (penambahan) 15 pasien meninggal sehingga totalnya menjadi 535," kata Yuri.
Kasus baru di 22 provinsi
Data pemerintah memperlihatkan bahwa penambahan kasus baru terjadi di 22 provinsi. Penambahan tertinggi masih tercatat di Ibu Kota.
DKI Jakarta mencatat 109 kasus baru dalam kurun waktu Jumat hingga Sabtu ini. Dengan demikian, total ada 2.924 kasus Covid-19 di DKI Jakarta.
Kasus baru dalam jumlah cukup tinggi juga tercatat ada di Jawa Timur dengan 33 kasus baru dan Sumatera Selatan dengan 30 kasus baru.
Berikut sebaran kasus baru yang terjadi di 22 provinsi berdasarkan data 18 April 2020:
1. DKI Jakarta: 109 kasus baru
2. Jawa Timur: 33 kasus baru
3. Sumatera Selatan: 30 kasus baru
4. Jawa Tengah: 25 kasus baru
5. Kepulauan Riau: 21 kasus baru
6. Kalimantan Selatan: 18 kasus baru
7. Sulawesi Selatan: 11 kasus baru
8. Banten: 10 kasus baru
9. Kalimantan Timur: 10 kasus baru
10. Jawa Barat: 9 kasus baru
11. Sumatera Barat: 9 kasus baru
12. Bali: 7 kasus baru
13. Kalimantan Tengah: 6 kasus baru
14. Papua: 6 kasus baru
15. NTB: 4 kasus baru
16. Riau: 4 kasus baru
17. Kalimantan Utara: 3 kasus baru
18. Maluku: 3 kasus baru
19. DIY: 3 kasus baru
20. Sulawesi Utara: 2 kasus baru
21. Sulawesi Tenggara: 1 kasus baru
22. Aceh: 1 kasus baru
Total: 325 kasus baru
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul UPDATE: Kasus Covid-19 di Indonesia Kini 6.248, Bertambah 325
Artikel ini telah tayang di Tribunnewsmaker.com dengan judul Penjelasan Lengkap Pakar IDI Soal Virus Corona Bisa Mati Sendiri, Sistem Imun Dipertaruhkan
Dewan Pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Abidinsyah Siregar menyebut, jika virus corona (Covid-19) bisa mati dengan sendirinya. Namun demikian, untuk membuat Covid-19 mati sendiri, resiko yang dipertaruhkan cukup besar, yakni sistem imun tubuh.