Kisah Pasangan asal Inggris Keliling Dunia, Berbulan-bulan di Laut Tak Tahu Corona Mewabah
Sesudah 25 hari di laut dan sangat sedikit berhubungan dengan dunia luar, pasangan ini berencana berlabuh di pulau kecil di Karibia, pertengahan Maret
Mereka kemudian kembali ke kapal dan mengarahkannya ke Granada hingga akhirnya tiba di wilayah laut, di mana sinyal telepon 4G cukup baik.
Mulailah mereka mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi dan mereka mulai paham besarnya pandemi ini.
"Seorang teman kami sudah tiba di San Vincente, yang seharusnya jadi tempat tujuan kami. Kami berhasil menghubunginya 10 jam sebelum tiba di pelabuhan. Dia bilang, kami akan ditolak masuk karena kami warga negara Italia, sekalipun faktanya sudah berbulan-bulan saya tak ke Italia," kata Elena.
Rekam Perjalanan
Beruntung pasangan ini merekam rute perjalanan mereka melalui sinyal GPS.
Mereka kemudian bisa memaparkan kepada pihak berwenang di San Vincente dan memperlihatkan bukti mereka tidak berada di Italia berbulan-bulan, melainkan hanya berada di lautan selama itu.
Baik Elena dan Ryan sangat kaget mendengar bagaimana pandemi ini memengaruhi kehidupan keluarga mereka.
"Kampung halaman saya di wilayah Lombardy, satu di antara yang paling terdampak di dunia," ujarnya.
Elena mengungkapkan percakapan dengan ayahnya merupakan hal yang sulit.
"Dia (ayah) bilang ke saya untuk tidak panik. Dia kirimkan berita di New York Times tentang Lombardy, dan ini tiba-tiba membuat saya melihat kenyataan. Saya kaget sekali," katanya.
Elena mengaku ngeri mendengar kotanya kehabisan peti mati dan tidak ada tempat lagi tersisa untuk pemakaman dan kremasi.
"Untungnya, keluarga saya aman di rumah dan telah mengisolasi diri lebih dari enam minggu. Namun, beberapa orang yang saya kenal telah meninggal dunia," ujarnya.
Elena dan Ryan kini aman di Bequia, San Vicente, Karibia.
Namun, mereka tak tahu berapa lama mereka bisa tinggal di sana.
"Kami tak ingin meninggalkan San Vicente saat ini, karena tidak ada tempat yang buka. Kami tinggal dulu di sini dan berencana akan berangkat lagi berlayar lagi sebelum musim badai awal Juni nanti," tutur Elena.
Ia pun berharap bisa berlayar ke utara dan terus menjelajah Karibia.
Namun saat ini segalanya tampak tak pasti. Ia dan pasangannya sadar akan risiko kenyataan yang mereka hadapi, yaitu terperangkap di antara badai dan pandemi virus. (bbc)