Kasus Corona di Lampung
Polisi Awasi Pembeli-Penjual Takjil, Terpantau Tak Pakai Masker dan Tak Terapkan Social Distancing
Polda Lampung dan Polresta Bandar Lampung akan meningkatkan pengawasan terhadap pedagang takjil di sejumlah ruas.
"Tetap menjaga jarak, selalu cuci tangan, kebersihan baik diri sendiri maupun lingkungan, dan hindari perkumpulan," terangnya.
Titin menyatakan, imbauan menjaga jarak sejak jauh hari disampaikan pemerintah.
"Presiden dan Kapolri mengharapkan kita semua tetap menjaga situasi ini mencegah penyebaran Covid-19," ujarnya.
Permintaan Menurun
Imbas penyebaran Covid-19 membuat produksi cincau hitam pada Ramadan tahun ini mengalami penurunan.
Salah satu pengusaha cincau hitam di Jalan Abimanyu, Jagabaya I yang tetap eksis sejak dua puluh tahun silam terpaksa menurunkan jumlah produksi lantaran beberapa faktor.
Pemiliknya, Zulkifli mengatakan, naiknya harga bahan baku seperti daun janggelan dan tepung sagu menjadi salah satu alasan ia mengurangi jumlah produksi.
"Belum lagi karena Corona, otomatis pembeli turun. Untuk ngimbanginnya kita harus kurangi jumlah produksi," paparnya.
Jika dibanding Ramadan tahun lalu, produksi cincau tahun ini turun hingga lebih dari 50 persen.
Pasalnya, tahun ini dalam sehari hanya menghasilkan 50 kotak cincau hitam ukuran 80 x 60 Cm.
Tahun lalu ia biasa membuat 150 kotak cincau per harinya.
"Walaupun sepi, alhamdulillah sampe hari ini pembelinya masih ada," kata Zulkifli.
Naiknya harga bahan baku praktis membuat harga jual cincau ke konsumen ikut terkerek.
Zulkifli menyebut saat ini harga cincau perkotak dijual seharga Rp 120 ribu dari harga normal Rp 90 ribu.
Sebagai produsen musiman, lanjutnya, karyawan yang bekerja juga tidak terikat.
Hanya saja, diakuinya terpaksa memangkas jumlah pekerja dari biasa dibantu 8 orang, kini hanya tersisa 4 tenaga kerja.
"Bulan bulan biasa juga tetap produksi ,tapi jumlahnya sedikit. Pembeli kebanyakan datang sendiri ke sini ambil cincau," jelas Zulkifli. (Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa/Joeviter Muhammad)