Tribun Lampung Tengah
Kisah Nenek Renta di Lamteng, Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Makan Dibantu Tetangga
Manto tetangga Karsiah tidak tahu pasti sejak kapan nenek dengan rambut yang seluruhnya telah berwaran putih itu hidup sebatang kara.
Penulis: syamsiralam | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Syamsir Alam
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID,TERBANGGIBESAR - Udara sore itu cukup cerah setelah hujan membasahi Lampung Tengah, khususnya di Kecamatan Terbanggi Besar lebih kurang satu jam lamanya.
Di salah satu sudut Kelurahan Bandar Jaya Barat, Lingkungan IV, RT 07, berdiri bangunan tak lebih berukuran 4x6 meter persegi berdinding geribik dan beratap asbes yang ditinggali nenek renta bernama Karsiah (80).
Dari luar rumah yang dikelilingi pohon dan rerumputan hijau, berjalan Ketua DPD Golkar Lampung Tengah, Musa Ahmad, beserta jajarannya dengan membawa sejumlah bingkisan.
Dari dalam rumah, didampingi kepala lingkungan setempat, Yanto, beserta Manto salah seorang tetangga pemilik, Karsiah tampak menyahut suara orang-orang yang ada di depan rumahnya.
Sempat menunggu selama beberapa menit, sambil mengucapkan kata-kata dengan menggunakan bahasa Jawa, Karsiah mempersilahkan para tamu yang datang ke dalam rumahnya yang beralaskan semen.
• Kisah Sopir Mobil Jenazah Corona di Lampung, Dijauhi Keluarga hingga Dipaksa Isolasi Mandiri
• Kisah Pilu Tenaga Medis Covid-19 di Lampung, 2 Bulan Tak Pulang Kampung hingga Diejek Tetangga
• Minta Proyek, Relawan Pemenangan Bupati Lampura Setor Fee ke Syahbudin
• Herman HN Ogah Bandar Lampung Disebut Zona Merah Corona
Tak banyak yang bisa Karsiah ucapkan kepada rombongan yang menyambanginya.
Ia hanya berucap jika kondisinya sekarang dalam kondisi sehat dan sore itu dia sudah makan.
Karsiah mempersilahkan rombongan yang datang untuk memperlihat tempat tidurnya yang hanya beralas kasur dan bantal tanpa seprai, kelambu berwarna biru yang tampak lusuh, serta beberapa barang tempat ia makan yang sudah berserakan di lantai.
"Terimakasih banyak, mas. Ia gak apa-apa saya masih boleh makan telur. Kalau makan nanti dibuatin (oleh tetangga), dikirim ke sini," kata Karsiah kepada Ketua AMPG Lamteng Yulius Heri Susanto.
Manto tetangga Karsiah tidak tahu pasti sejak kapan nenek dengan rambut yang seluruhnya telah berwaran putih itu hidup sebatang kara.
Yang pasti, selama ini, Karsiah hanya bisa beraktifitas di sekitar halaman rumahnya saja.
"Gak tau ya mas sejak kapan (Karsiah hidup sendiri). Tapi saya sudah puluhan tahun tinggal di sini (Bandar Jaya Barat), kondisinya mbah (nenek) Karsiah sudah hidup sendiri," ujar Manto.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya lanjut Manto, selama ini keluarganya selalu menyisihkan masakan untuk Karsiah makan.
"Kalau makan sehari-hari dari istri (istri Manto), nanti disisihkan buat makan tiga kali sehari. Karena memang gak ada yang masakin," ujarnya.
Namun, satu kendala yang tak bisa dilakukan keluarga Manto yakni, Karsiah tidak ingin dibantu untuk mandi, dan memenuhi hajat buat air besar dan kecil.
Karenanya, aktifitas tersebut dilakukan semuanya di dalam rumah yang tidak dilengkapi mandi cuci kakus (MCK).
Kepala Lingkungan IV Bandar Jaya Barat, Yanto menerangakan, Karsiah punya anak angkat yang berdomisili di Bandar Lampung.
Namun begitu, anak angkat Karsiah tak sekalipun datang menjenguknya.
"Kami pernah mau ajukan bedah rumah buat Mbah Karsiah. Tapi kendalanya sebagai salah satu syarat bedah rumah yaitu, tanah harus bangunan sendiri, sementara surat-surat tanah dan bangunan milik Karsiah dibawa anak angkatnya," terang Yanto.
Sementara Ketua DPD II Golkar Lamteng Musa Ahmad mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi nenek Karsiah yang tinggal sebatang kara di sebuah gubuk, dan saat ini kondisinya sudah renta dan tanpa orang yang membantu.
Ia menyebutkan, untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, ia bersama jajarannya membawakan sejumlah bahan kebutuhan pokok seperti beras, telur, minyak sayur, susu, biskuit serta beberapa potong sarung.
"Kami merasa terenyuh melihat kondisi nenek Karsiah yang sudah tua renta harus tinggal seorang di dalam gubuk yang sebenarnya kurang layak (huni). Dengan bantuan yang kami salurkan ini kami berharap kebutuhannya tercukupi," jelas Musa Ahmad.
Kedepannya, ia akan berkoordinasi dengan Fraksi Golkar DPRD Lamteng supaya bisa melakukan bedah rumah yang lebih layak untuk Karsiah tinggal menikmati masa tuanya.(Tribunlampung.co.id/Syamsir Alam)