Kasus Corona di Lampung
Kisah Pilu Tenaga Medis Covid-19 di Lampung, 2 Bulan Tak Pulang Kampung hingga Diejek Tetangga
Perawat di Poli Covid-19 ini sudah lebih dari dua bulan tak berkumpul bersama keluarga di kampung halamannya, Kotabumi, Lampung Utara.
Penulis: joeviter muhammad | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Tidak sedikit tenaga medis yang menjadi korban saat "berperang" melawan virus corona (Covid-19).
Mereka rela mempertaruhkan nyawa demi menangani pasien sekaligus memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Berikut sepenggal kisah pilu beberapa tenaga medis yang bertugas di salah satu rumah sakit di Bandar Lampung.
Debby Yunita (26) adalah salah satunya.
• Pemprov Lampung Kumpulkan Donasi Rp 100 Juta dari Masyarakat
• Update Corona di Lampung, Reihana: 2.150 ODP adalah Pemudik
• Warga Lampung Barat Positif Corona, Bupati Parosil: Hasil Rapid Test Negatif
• Pulang dari Jakarta, Dua Perempuan Mesuji Dikarantina di Sekolah
Perawat di Poli Covid-19 ini sudah lebih dari dua bulan tak berkumpul bersama keluarga di kampung halamannya, Kotabumi, Lampung Utara.
Padahal, sebelum merebaknya virus corona, minimal dua minggu sekali Debby pulang kampung.
"Memang kalau dipikir-pikir sedih juga. Tapi ini demi kebaikan saya dan juga keluarga di kampung. Jadi lebih baik saya menahan diri agar tidak pulang," ujar Debby kepada Tribunlampung.co.id, Rabu (22/4/2020).
Anak sulung dari dua bersaudara ini harus memendam keinginan untuk berkumpul bersama keluarganya.
"Orangtua nyuruh anaknya pulang. Tapi saya yang inisiatif sendiri untuk sementara waktu gak pulang dulu," katanya lagi.
Terlebih lagi, Debby mendengar banyak rekan seprofesinya yang menuai penolakan dari warga.
Menurut Debby, perjuangan para tenaga medis seperti tak dihargai.
Padahal, mereka rela berkorban segalanya demi membantu memerangi Covid-19.
Untunglah hal semacam ini tak dialaminya.
Tetangga sekitar tempatnya mengontrak sudah paham dengan rutinitasnya sebagai tenaga medis.
"Kebetulan sekitar tempat saya tinggal ini banyak yang kerja di rumah sakit. Dan alhamdulillah warganya gak begitu parno seperti warga di Pulau Jawa," katanya.