Kasus Corona di Lampung
Kisah Pilu Tenaga Medis Covid-19 di Lampung, 2 Bulan Tak Pulang Kampung hingga Diejek Tetangga
Perawat di Poli Covid-19 ini sudah lebih dari dua bulan tak berkumpul bersama keluarga di kampung halamannya, Kotabumi, Lampung Utara.
Penulis: joeviter muhammad | Editor: Daniel Tri Hardanto
Kendati demikian, pihak rumah sakit mengantisipasi penolakan tersebut dengan mengeluarkan aturan bagi setiap tenaga medis yang bersentuhan langsung dengan corona.
Debby menerangkan, sejak awal pandemi, setiap karyawan diperkenankan menggunakan seragam setelah berada di rumah sakit.
"Jadi kita dari kosan ke rumah sakit pake baju biasa. Sampe rumah sakit baru ganti baju dinas. Kadang di waktu tertentu kita pakai APD lengkap," katanya.
Ia pun heran saat melihat ada warga yang dengan santai mengenakan baju hazmat untuk keperluan sehari-hari.
Jebolan kampus kebidanan di Bandung ini menyebut penggunaan APD jauh dari kata nyaman.
Menurut Debby, mengenakan APD selama 3,5 jam sehari begitu menyiksanya.
Ia mengaku kesulitan bernapas saat mengenakan baju hazmat.
Setelah melewati batas waktu delapan jam, terus Debby, baju hazmat tersebut langsung dibuang.
"Benar-benar gak ada celah buat udara masuk. Ditambah lagi kita pakai masker tiga lapis. Butuh waktu sekitar setengah jam buat adaptasi," katanya.
Meski merasa tersiksa, Debby menyadari baju hazmat wajib dikenakan agar tidak tertular virus corona.
"Takut tertular pasti ada. Apalagi sekarang banyak pasien yang gak jujur. Ini yang bikin kami khawatir," imbuhnya.
Lain lagi dengan yang dialami rekannya, Mutiara (24).
Ia mengaku kerap diintimidasi saat keluar rumah menuju tempat dinasnya.
Namun wanita akrab disapa Mutia ini tak begitu menggubris ucapan para tetangga.
"Eh, itu orang kok dibiarin berkeliaran," ujar Mutia menirukan ejekan tetangganya.