Kasus Corona di Indonesia
Terapi Plasma Darah Jadi Solusi Baru Covid-19, Menhub Budi Karya Siap Jadi Pendonor
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menjelaskan, terapi plasma darah telah diujicobakan kepada pasien Covid-19 dengan gejala atau kondisi
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah terus mencari formula yang tepat untuk menangani Covid-19.
Terbaru, pemerintah mengembangkan terapi plasma darah untuk mengobati pasien Covid-19.
Hasilnya ternyata sangat positif, meski harus diuji coba dalam skala lebih luas.
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menjelaskan, terapi plasma darah telah diujicobakan kepada pasien Covid-19 dengan gejala atau kondisi berat.
• Berawal dari Undangan Makan Bersama, 7 Orang Sekeluarga di Parepare Positif Corona
• UPDATE Corona di Indonesia, 10 Besar Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi
• Fenomena Brigjen Ahmad Lutfi, Jenderal Bukan Lulusan Akpol yang Jadi Kapolda Jateng
• Mobil Patroli Polisi Kecelakaan, Gara-gara Hindari Emak-emak Naik Motor
Dari pengujian yang dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), hasilnya cukup melegakan.
"Namun tentunya riset ini harus dilaksanakan pada skala yang lebih besar. Oleh karena itu BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) bekerja sama dengan Kemenkes akan melakukan riset yang lebih besar lagi, melibatkan beberapa RS di daerah untuk mengembangkan convalescent plasma ini," kata dia, Minggu (3/5/2020).
Selain convalescent plasma, ia menambahkan, konsorsium yang terdiri atas Biofarma, LIPI dan IPB juga tengah mengembangkan serum anti Covid-19.
"Kami harapkan nantinya bisa jadi alternatif juga untuk tingkatkan kesembuhan Covid-19," ujar dia.
Peneliti Bio Farma Neni Nurainy mengatakan, konvalesen plasma bekerja dengan memanfaatkan antibodi yang muncul secara alami dari tubuh pasien Covid-19 yang sudah sembuh.
Kemudian, antibodi yang terkandung dalam plasma tersebut diberikan kepada pasien Covid-19 lainnya yang termasuk ke dalam kategori kritis atau pasien yang membutuhkan ventilantor.
“Secara prinsip, hal tersebut memang bisa dilakukan, karena secara alami tubuh kita akan menghasilkan antibodi setiap kali tubuh kita diserang mikro organisme, baik virus atau bakteri,” kata Neni.
Antibodi yang terdapat dalam plasma darah pasien Covid-19 yang sudah sembuh bisa dimanfaatkan sebagai terapi tambahan untuk pasien Covid-19 lainnya yang sudah memasuki masa kritis.
Menurut Neni, antibodi ini akan menetralisasi virus.
Selain itu, terdapat komponen lain pada plasma yang berkhasiat pada pasien.
Namun, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui komponen yang berperan penting dalam kesembuhan pasien.
“Tubuh kita ini sudah dirancang sedemikian rupa, bisa bertahan dari serangan virus atau bakteri tertentu. Secara alami juga, tubuh kita akan mengeluarkan antibodi yang spesifik untuk menyerang virus/bakteri tersebut,” tutur Neni.
Antibodi alami tersebut dimanfaatkan untuk menjadi antivirus yang menghambat perkembangan Covid-19. Neni mengatakan, sistem kerja konvalesen plasma ini hampir sama dengan serum. Tubuh pasien yang menerima konvalesen plasma dari donor akan dapat menetralisasi virus, sehingga virus yang berada di dalam tubuh pasien tidak bertambah banyak.
Sejumlah Syarat
Kepala Divisi Surveilans dan Uji Klinis Bio Farma Novilia S Bachtiar mengatakan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi pasien donor yang akan memberikan plasma darahnya.
Beberapa di antaranya, tidak ada gejala klinis dan hasil swab negatif sebanyak dua kali berturut–turut.
“Selain itu, tidak menggunakan ventilator, plasma dari pendonor tidak mengandung penyakit lain seperti Hepatitis B, Hepatitis C, HIV, dan lainnya. Kemudian, titer antibodinya untuk corona menunjukan angka kisaran 1:160 lebih,” ucap Novi.
Novi menambahkan, plasma yang diambil adalah plasma yang sudah memasuki minimal hari ke-14 setelah dinyatakan sembuh.
Siap Sumbang
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pernah menyatakan kesiapannya untuk menyumbangkan plasma darah bagi pengobatan Covid-19.
"Kalau soal plasma saya memang telah dimandatkan RSPAD dan saya mau. Anytime (siap) saya diminta darahnya," ujar Budi.
Menurut Budi, plasma darah dari penyintas Covid-19 penting untuk pengobatan masyarakat lain yang masih menjadi pasien.
"Sebab darah itu berguna untuk masyarakat. Saya diminta dan saya katakan ya siap," kata dia.
Budi Karya Sumadi sebelumnya dinyatakan terjangkit virus corona pada 16 Maret 2020.
Budi Karya tercatat sebagai pasien ke-76. Sejak saat itu, posisinya digantikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan selaku menteri perhubungan ad interim.
Setelah mendapatkan perawatan intensif dari RSPAD Gatot Subroto, Budi Karya dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Kepala RS Kepresidenan RSPAD Gatot Subroto, Albertus Budi Sulistya.
Corona di Lampung
Jumlah pasien positif Corona di Provinsi Lampung sendiri terus membaik.
Per Minggu kemarin, jumlah pasien positif Covid-19 yang sembuh bertambah empat orang, yakni dari 13 orang menjadi 17 orang.
Adapun keempat pasien yang baru sembuh tersebut yakni Ahmad Rusli (pasien 30) 65 tahun warga Bandar Lampung, Saifudin (pasien 34) 48 tahun warga Lampung Selatan.
Lalu, Budi (pasien 35) 42 tahun warga Lampung Selatan dan Saimin (pasien 36) 47 tahun warga Lampung Selatan.
Jubir Satgas Penanganan Covid-19 di Provinsi Lampung Reihana mengatakan, jumlah pasien positif corona tidak berubah, masih 50 orang per kemarin.
"Jumlah pasien yang sembuh saja terus bertambah," ujarnya.
Namun untuk pasien dalam pengawasan bertambah empat orang sehingga menjadi 81 pasien.
Untuk orang dalam pemantauan bertambah 32 orang sehinga menjadi 3.243 orang.
Untuk 4 PDP berasal dari Kabupaten Lampung Tengah dan 1 pasien asal Lampung Timur.
Pemkot Bandar Lampung sendiri terus berupaya memutus dan mencegah penyebaran Covid-19.
Salah satu upayanya yakni melakukan rekayasa lalu lintas menuju pasar serta menerapkan jarak fisik antar pedagang di pasar. Hal tersebut telah dilakukan di Pasar Tugu sejak kemarin.
"Di Pasar Tugu ini, pedagangnya sudah diatur jaraknya. Sabtu lalu kita membuat sekat antar pedagang dan hari ini pemberlakuan physical distancing-nya," jelas Kepala Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung Adiansyah, Minggu.
Selain penyekatan antar pedagang, Pemkot juga menerapkan jalur satu arah untuk menghindari penumpukan kendaraan yang melintasi pasar.
"Kita juga sudah membuat jalan di Hayam Wuruk menjadi satu jalur. Jadi dari Jalan Gadjah Mada ke Pasar Tugu kita tutup menjadi satu jalur," papar Adiansyah.
Untuk parkir sendiri, kendaraan motor ditempatkan pada bahu jalan depan Pasar Tugu dengan pengaturan oleh petugas agar tetap rapih sedangkan mobil ditempatkan di luar area Pasar Tugu. (kompas.com/rob/byu)