Kasus Corona di Indonesia
Kematian akibat Corona di Indonesia Tembus 1.000 Orang, Pasien Ginjal Punya Risiko Tertinggi
Hingga Selasa (12/5/2020), jumlah yang terpapar Covid-19 di Indonesia mencapai 14.749 orang dengan jumlah kematian 1.007 orang.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020, pasien positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia terus bertambah.
Hingga Selasa (12/5/2020), jumlah yang terpapar Covid-19 di Indonesia mencapai 14.749 orang dengan jumlah kematian 1.007 orang.
Dari lebih 1.000 kematian akibat Covid-19 itu, sebagian besar pasien yang meninggal memiliki riwayat penyakit ginjal.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo seusai mengikuti rapat terbatas terkait evaluasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta, kemarin.
"Ada satu hal yang perlu kami sampaikan bahwa kasus kematian tertinggi adalah kelompok mereka yang memiliki penyakit ginjal," kata Doni.
• ASN Boleh ke Luar Negeri, WFH Diperpanjang hingga 29 Mei 2020
• Jenderal Positif Corona, Sehari Sebelumnya Irjen Supratman Sertijab di Mabes Polri Dipimpin Kapolri
• Kisah di Balik Berdirinya Masjid Istiqlal, Perdebatan antara Soekarno dan Hatta
• Pantat Kapolsek Kena Tusuk dan 7 Polisi Disandera Warga saat Gerebek Tambang Ilegal
Doni menuturkan, dari 10 kasus yang memiliki penyakit penyerta ginjal, rasio kematiannya 7 kasus.
"Dari 10 orang yang terkena Covid-19 memiliki penyakit penyerta ginjal, angka kematian 7 dari 10 orang. Tepatnya 6,8 dari 10 orang. Jadi ini sangat tinggi sekali," ujar Doni.
Setelah ginjal, pasien Covid-19 yang memiliki penyakit jantung memiliki risiko kematian tertinggi kedua.
Rasio kematiannya 5 dari 10.
"Yang kedua adalah jantung. Angka kematiannya juga tinggi yaitu 5 orang wafat dari 10 pasien penderita jantung," katanya.
Oleh karena itu, Doni meminta masyarakat Indonesia terutama yang memiliki riwayat penyakit ginjal dan jantung untuk meningkatkan kewaspadaan.
Mereka harus mematuhi protokoler kesehatan untuk membatasi jarak fisik, selalu cuci tangan dengan sabun, tidak menyentuh muka dengan tangan kotor, dan menggunakan masker.
"Isolasi mandiri serius dan sungguh-sungguh, tidak boleh lakukan kegiatan apapun, apalagi dengan orang tidak dikenal," tutur dia.
Evaluasi Pengendalian Corona Pulau Jawa
Sementara itu, Presiden Joko Widodo saat membuka rapat terbatas terkait evaluasi pelaksanaan PSBB kemarin mengatakan, hingga saat ini kasus positif Covid-19 terbanyak berada di Pulau Jawa.
Tidak tanggung-tanggung, 70 persen kasus Covid-19 berada di Pulau Jawa.
"Berdasarkan data Gugus Tugas, 70 persen kasus positif itu ada di Pulau Jawa. (Ada) 70 persen. Demikian juga dengan angka tertinggi kematian, 82 persen ada di Jawa," kata Jokowi.
Berdasarkan data-data tersebut, Jokowi meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk memastikan efektivitas pengendalian virus corona di 5 provinsi di Pulau Jawa untuk dievaluasi.
Kelima provinsi tersebut yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten.
"Saya minta Gugus Tugas memastikan pengendalian Covid-19 di 5 provinsi di Pulau Jawa, ini betul-betul dilakukan secara efektif," kata Jokowi.
Jokowi menargetkan selama dua minggu ke depan untuk menyelesaikan evaluasi pengendalian corona.
Terlebih, dalam beberapa pekan ke depan akan ada momen Hari Raya Idul Fitri.
"Terutama dalam waktu 2 minggu ke depan ini. Kesempatan kita mungkin sampai Lebaran ini harus betul-betul kita gunakan," ujarnya.
Kasus corona di Indonesia, Selasa (12/5/2020):
DKI Jakarta 5.375 kasus positif
Jawa Timur 1.669 kasus positif
Jawa Barat 1.545 kasus positif
Jawa Tengah 989 kasus positif
Sulawesi Selatan 747 kasus positif
Banten 559 kasus positif
Nusa Tenggara Barat 339 kasus positif
Bali 328 kasus positif
Papua 322 kasus positif
Sumatra Barat 319 kasus positif
Sumatra Selatan 279 kasus positif
Kalimantan Selatan 277 kasus positif
(tribunnetwork)