Tribun Bandar Lampung

Jembatan Masih Digenangi Air Akibat Banjir Rob, Warga Pulau Pasaran Takut Menyeberang

Belum surutnya air sejak Senin (25/5/2020) kemarin ini membuat warga takut menyeberang menggunakan jembatan.

Penulis: joeviter muhammad | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi
Sebagian jembatan di pulau pasaran masih tergenang air laut. Jembatan Masih Digenangi Air Akibat Banjir Rob, Warga Pulau Pasaran Takut Menyeberang 

Warga Pulau Pasaran bersama dengan Ketua RT 09, Said, tampak sibuk bergotong royong membersihkan sampah tersebut sejak pukul 16.15 WIB, dengan menggunakan sapu lidi.

Warga Pulau Pasaran Bersihkan sampah yang terbawa banjir rob, Senin (25/5/2020)
Warga Pulau Pasaran Bersihkan sampah yang terbawa banjir rob, Senin (25/5/2020) (Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)

Sampah baru mulai dibersihkan pukul 16.15 WIB, setelah memastikan banjir benar-benar surut dan tidak terjadi banjir lagi.

Said mengatakan, sampah tersebut berasal dari Sungai Way Lunik, Sungai Blau, Sungai Umbul Asem.

Lalu sampah tersebut mengalir ke air laut. Saat air laut pasang dan banjir, sampah itu ikut terbawa banjir.

"Setiap kali banjir pasti sampah ikut terbawa. Saya pun ikut prihatin dengan sampah-sampah ini. Saya minta tolong dengan orang-orang jangan buang sampah ke sungai atau ke laut," kata Said.

Said juga berharap pemerintah ada solusi mengenai sampah, salah satunya dengan memberikan sanksi tegas kepada orang-orang yang membuang sampah sembarangan termasuk ke sungai dan laut.

Banjir Terparah

Banjir air laut menerjang Pulau Pasaran, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Pukul 08.00-10.00, Senin (25/5/2020).

Banjir merendam pemukiman warga di Pulau Pasaran hingga selutut orang dewasa.

Salah satu warga Pulau Pasaran Muryati (67) mengatakan, banjir rob kali ini merupakan banjir terbesar yang pernah terjadi di Pulau Pasaran.

Biasanya banjir tidak pernah menggenangi rumah sampai selutut orang dewasa.

"Saya sudah 40 tahun tinggal di sini. Jadi saya tahu setiap tahun disini terjadi air pasang, dan setiap kali ada air pasang pasti terjadi banjir. Tapi ini pertama kalinya banjir menggenangi rumah sampai selutut orang dewasa," urai Muryati yang ditemui Tribunlampung.co.id di warungnya.

Selain itu ini adalah banjir terjauh pernah ada, yakni hingga 1 kilometer.

Jauhnya banjir tersebut membuat rumah warga terendam banjir, termasuk rumah Muryati juga terendam banjir.

Banjir yang sampai masuk rumah, membuat warga panik. Tapi paniknya bukan panik mau mengungsi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved