Bocah Hanyut di Lampung Selatan
Jenazah Bocah Hanyut di Aliran Sungai Ditemukan Tersangkut di Tumpukan Bambu
Qodri menuturkan jenazah korban pertama kali ditemukan tersangkut ditumpukan bambu oleh tim regu Basarnas.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Reny Fitriani
Namun, layaknya bocah seusianya, kata Siti, Rohim juga suka bermain air di sungai.
Bahkan, Siti sudah berkali-kali mewanti anaknya agar tidak bermain di sungai.
"Sering saya bilangin, tapi tahu-tahu pulang main, baju sudah basah," kenang Siti, Rabu (15/4/2020).
Kendati demikian, Siti menilai, anaknya semasa hidup merupakan anak penurut dan pendiam.
Hanya saja, Siti tak dapat menahan anaknya untuk bermain dengan teman seusianya.
Kepergian putra sulung dari 3 bersaudara tersebut, membuat Siti terpukul.
Siti mengaku tak ada firasat apapun, sebelum akhirnya buah hatinya tersebut ditemukan meninggal dunia dengan cara tragis.
Siti mengingat, beberapa hari sebelumnya, Rohim pernah menanyakan, bagaimana rasanya Meninggal Dunia.
"Dia (Rohim) tanya sama saya, 'Buk, kalau orang mati itu rasanya seperti apa?' Kaget saya, kok ngomongnya gitu," beber Siti.
Siti pun menasehati Rohim untuk tidak sembarangan dalam berucap.
Tak disangka, beberapa hari setelahnya, Rohim meregang nyawa setelah terseret arus sungai sejauh 7 kilometer.
"Kata temannya Rohim sempat melambaikan tangan minta tolong, tapi karena arusnya deras, hujan juga, jadi temannya ga berani nolong," terangnya.
Jenazah Rohim telah dimakamkan di TPU Kampung Baru.
Meski berat, keluarga tampak mengiklaskan kepergian Rohim untuk selamanya.
"Mungkin sudah jalannya, semoga anak saya ditempatkan di surga, amin," tukas Siti Aminah. (Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa/Muhammad Joviter)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/rumah-duka-bocah-hanyut-di-lampung-selatan-a.jpg)