Tribun Bandar Lampung
Cerita Jurnalis Jalani Profesi di Tengah Pandemi, Khawatir Terpapar hingga Tak Leluasa Temui Narsum
Ruth Intan, wartawan Antara mengatakan, profesi jurnalis tak ubahnya seperti petugas medis yang juga turut berperang melawan Covid-19
Penulis: kiki adipratama | Editor: Reny Fitriani
"Kita cuma bisa menerapkan protokol kesehatan, siapkan hand sanitizer, masker, dan cuci tangan, serta jaga jarak menyambut era New Normal," tuturnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh wartawan Harian Momentum Agung DW.
Pria yang meniti karir di bidang buruh tulis sejak 2017 ini, mengatakan protokol kesehatan harus selalu disiapkan sebagai garda terdepan melawan Covid-19.
"Bentengi diri dulu dengan mematuhi protokol kesehatan setiap mau liputan," kata dia.
Menurutnya, risiko kemungkinan terpapar sekalipun ada bagi seorang pewarta.
Oleh karena itu, rasa kewaspadaan diri harus lebih ditingkatkan lagi memasuki era New Normal.
"Bukan gak mungkin kita terpapar, maka mawas diri itu penting dengan protokol kesehatan lengkap," jelasnya.
Pria berperawakan gempal asal Lampung Timur itu mengaku siap menghadapi risiko profesinya.
"New normal ini dari sisi perekonomian, artinya kebijakan pemerintah ini sudah bener karena orang gak bisa di rumah aja, harus kerja," jelasnya.
Cerita lain juga datang dari Jurnalis Lampung Post Triadi Isworo.
Woro sapaan akrabnya, menceritakan susah senang bekerja sebagai seorang wartawan di tengah pandemi Covid-19.
Kesulitannya, kata Woro, intensitas pertemuan dengan narasumber tak leluasa seperti biasanya.
Selain itu, tak jarang narasumber yang enggan di wawancara secara langsung imbas pandemi ini.
"Meskipun begitu, pandemi Covid-19 tidak menghalangi kita dalam bertugas. Liputan bisa dilakukan dengan via phone. Kalaupun harus bertemu langsung, tetap menjaga jarak, menggunakan masker dan protap kesehatan," terangnya.
Alumni Universitas Lampung (Unila) ini mengatakan dengan pandemi ini seluruh pekerja cenderung meningkatkan kewaspadaan untuk menjaga kesehatan.
Harapannya, sambung Woro, kalangan masyarakat, pejabat publik, dan para pekerja di era New Normal bisa menjadi lebih peduli atau aware mengenai pentingnya kesehatan.
"Mudah-mudahan para pekerja, masyarakat dan pejabat publik di era Normal Baru (New Normal) mengedepankan pentingnya kesehatan dan lebih peka terhadap sesama," tuturnya.(Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama)