Kasus Corona di Indonesia
Peneliti Berhasil Temukan Obat Covid-19, Sudah Terdaftar di BPOM dan Segera Beredar di Pasaran
Kabar terbaru dari obat virus corona atau Covid-19, akhirnya berhasil ditemukan oleh para peneliti Indonesia.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kabar terbaru dari obat virus corona atau Covid-19, akhirnya berhasil ditemukan oleh para peneliti Indonesia.
Tak lama lagi, obat corona atau Covid-19 akan segera beredar di pasaran.
Penemuan obat virus corona tersebut atas kerja sama Badan Intelijen Negara (BIN) dan tim peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Pertanyaan apakah obat virus corona atau Covid-19 sudah ditemukan perlahan-lahan mulai terjawab,
Ada kabar gembira seputar penelitian obat corona atau Covid-19 yang dilakukan Indonesia.
• Update Corona, Positif Covid-19 Bertambah 1.017 Orang, 15 Ribu Lebih Sembuh
• Terekam CCTV, Wanita Muda Maling Ponsel Pegawai Burger King Antasari, Lihat Modusnya
• SDN 2 Rawalaut Terapkan Sistem Online untuk PPDB 2020, Orangtua Calon Murid Merasa Dimudahkan
• Jabatan Sekkab Tubaba Akan Segera Berakhir, Bupati Umar Ahmad Belum Isyaratkan Buka Seleksi
Baru-baru ini Badan Intelijen Negara (BIN) dan tim peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengklaim telah menemukan obat yang mampu menyembuhkan pasien yang terinfeksi virus corona atau Covid-19.
Selain itu, obat-obat tersebut juga telah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga aman dikonsumsi.
"Kelima kombinasi obat tersebut adalah loprinavir-ritonavir-azitromisin, loprinavir-ritonavir-doksisiklin, loprinavir-ritonavir-klaritomisin, hidroksiklorokuin-azitromisin, dan hidroksiklorokuin-doksisiklin," kata Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih di Surabaya, Jumat (12/6/2020).
Nasih menegaskan, penemuan kombinasi obat ini juga telah diteliti dengan metode ilmiah dan hati-hati.
"Kombinasi obat ini telah dinyatakan memiliki efektivitas untuk mencegah masuknya virus, menghambat replikasi, dan mencegah virus berkembang biak," jelas Nasih.
Menurutnya juga, tim peneliti Unair telah melakukan uji toksisitas dan kombinasi efektivitas terhadap lima regimen kombinasi obat tersebut.
Caranya dengan menumbuhkan berbagai jenis sel yang menjadi target virus, seperti sel paru, sel ginjal, sel trakea, dan sel liver, sebagai tempat menumbuhkan sel virus SARS-CoV-2.
"Sel SARS-CoV-2 sampelnya yang didapat dari Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dan sudah mendapat sertifikasi uji layak etik dari tim etik RSUA," katanya.

Kemudian, pada tahap berikutnya uji kombinasi obat dari sel sehat dilakukan untuk mencari dosis toksik.
"Kami mencari daya toksiknya, meskipun ini pada obat yang sudah beredar, tapi karena ini virusnya virus Indonesia, jadi tetap perlu diuji kadar toksiknya dalam tubuh," katanya.