Tribun Lampung Selatan

Punya KTP Lamsel, Cleaning Service di Bakauheni Tak Tersentuh PKH dan Program Lainnya 

Didin (33) warga Dusun Negara, Desa Bakauheni Kecamatan Bakauheni hidup dalam keadaan tak layak.

Penulis: Dedi Sutomo | Editor: soni
TRIBUNLAMPUNG/DEDI SUTOMO
Ita, istri Didin dan putra bungsunya. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA - Didin (33) warga Dusun Negara, Desa Bakauheni Kecamatan Bakauheni hidup dalam keadaan tak layak. Dia tinggal di sebuah gubuk yang tak layak berukuran 4x3 meter.

Tinggal bersama istri dan kedua anaknya, Didin yang bekerja sebagai cleaning service ini punya KTP Bakauheni tersebut tidak terdaftar sebagai penerima bantuan program apapun. Baik itu program keluarga harapan (PKH), bantuan pangan non tunai (BPNT), dan bantuan jaringan pengaman sosial untuk warga terdampak pandemi covid-19 yang berasal dari pemerintah pusat, dana desa (DD) dan juga dari kabupaten.

"Alhamdulillah kalau untuk program bantuan, sampai saat ini saya tidak pernah dapat. Bahkan untuk program bantuan covid-19 juga saya tidak dapat," ujar Didin, kepada Tribun dan penggiat literasi Perahu Pustaka dan Jangkar Pustaka yang menyambanginya, Rabu (17/6).

Warga Bisa Nyeberang Tanpa Suket, Penyeberangan di Pelabuhan Bakauheni Sudah Dilonggarkan

Ironisnya, meski kondisi ekonominya tidak mampu, saat hendak mengurus perbaikan kartu keluarga guna memasukkan nama putra bungsunya dalam BPJS, dirinya masih dimintai biaya oleh aparatur desa.

"Kemarin saat ke desa untuk merubah KK agar anak saya yang kecil bisa masuk BPJS dimintai biaya. Terpaksa saya pinjam uang teman," ujar Didin.

Menanggapi persoalan ini, Kadisdukcapil Lamsel Edi Finandi mengatakan, untuk pembuatan/perbaikan KK, pembuatan e-KTP dan juga akta kelahiran di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Lampung Selatan, tidak dipungut biaya atau gratis.

"Untuk pembuatan dokumen kependudukan gratis. Silangkah untuk masyarakat datang sendiri ke kantor Disdukcapil. Semuanya gratis," tegas Edi Finandi, saat Tribun menyampaikan keluhan Didin.

Edi Finandi mengatakan, disdukcapil telah meminta kepada pemerintahan desa setempat untuk bisa membantu warga yang kurang mampu dalam proses pembuatan dokumen kependudukan ke kantor Disdukcapil.

Selain kondisi ekonomi yang pas-pasan, Didin juga punya anak bungsu yang mengalami persoalan terkait perkembangan dan pertumbuhan. Berat badan putra bungsunya hanya naik 7 ons selama 3 bulan.

Saat dilahirkan anak laki-laki pertamanya yang diberi nama putra memiliki berat badan 3 kilogram. Namun, meski telah berusia 3 bulan, berat badan Putra hanya naik 7 ons. Normalnya bayi usia 3 bulan minimal sudah berbobot 4,5-5 kg.

Menurut sang istri Ita, putra bungsunya sejak lahir tidak menyusui dengan ASI. Selain itu, saat menggunakan susu formula, si bungsu juga sulit untuk menyusui.

Petugas kesehatan dari Puskesmas Bakauheni yang menyambangi Didin menyarankan anaknya dirujuk RSUD Bob Bazar untuk menjalani pemeriksaan. Namun Didin belum bisa karena anaknya belum terdaftar di BPJS.

KSKP Bantu Sembako

Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Bakauheni menyambangi kediaman Didin (33), warga Dusun Negara Desa Bakauheni, Rabu (17/6).

Kapol KSKP Iptu Ferdiansyah dan rombongan memberikan bantuan sembako kepada Didin dan keluarganya. "Kita mengetahui informasi tentang keluarga Pak Didin dari media sosial, dari teman-teman penggiat literasi," katanya.

Cerita Personel KSKP Puasa di Pelabuhan Bakauheni, Terik Matahari dan Debu Jadi Tantangan

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved