Berita Nasional
Sosok Jenderal Hoegeng, Dipecat sebagai Kapolri karena Ungkap Penyelundupan Mobil Dibekingi Tentara
Pada 1968, Presiden Soeharto mengangkat Hoegeng sebagai Kepala Polri menggantikan Soetjipto Yudodihardjo.
Ia mengenyam pendidikan di beberapa daerah yang berbeda.
Setelah Sekolah di HIS dan MULO Pekalongan, Hoegeng belajar di AMS A Yogyakarta.
Di Yogyakarta, Hoegeng membentuk sebuah band Hawaian dan mendapat tambahan biaya hidup dari band itu.
Selepas dari Yogyakarta, Hoegeng melanjutkan pendidikan ke Recht Hoge School (Sekolah Tinggi Hukum) di Batavia kemudian masuk Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Awal karier sebagai polisi
Setelah lulus dari PTIK pada 1952, Hoegeng ditempatkan di Jawa Timur.
Tugas keduanya sebagai Kepala Reskrim di Sumatera Utara yang menjadi batu ujian bagi seorang polisi karena daerah itu terkenal dengan penyelundupan.
Hoegeng disambut secara unik.
Rumah pribadi dan mobil telah disediakan beberapa cukong judi.
Tetapi, ia menolaknya dan memilih tinggal di hotel sebelum mendapatkan rumah dinas.
Tak berhenti di situ, rumah dinas itu lalu dipenuhi dengan perabot".
Perabot itu dikeluarkan secara paksa oleh Hoegeng dari rumahnya dan ditaruh di pinggir jalan.
Sikap Hoegeng ini pun membuat gempar Kota Medan.
Jadi Dirjen Imigrasi
Selepas dari Medan, Hoegeng kembali ke Jakarta dan ditugaskan Presiden Soekarno untuk menjadi Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi.