Berita Nasional
Sandiaga, Ahok, hingga AHY Disebut Layak Masuk Kabinet
Ketua Umum Partai Demokrat itu disebut-sebut akan diangkat menjadi Menteri Koperasi dan UMKM, menggantikan Teten Masduki.
Menurut dia, masuknya AHY justru akan dianggap reshuffle sebagai upaya menata koalisi, bukan menata kerja kabinet.
"Jadi antiklimaks," kata Yunarto dalam webinar 'Reshuffle: Siapa Layak Diganti dan Menggantikan?' Sabtu (4/7/2020).
Yunarto berpendapat, di satu sisi AHY memerlukan panggung jika ingin maju di Pilpres 2024.
Putra Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono itu disebutnya tak memiliki panggung sebesar para kepala daerah.
"Dia harus mendapat panggung, salah satunya dengan menjadi menteri."
Adapun dari sisi Jokowi, Yunarto melanjutkan, bergabungnya Partai Demokrat akan menambah kekuatan koalisi di parlemen.
Jokowi pun akan lebih mudah menggolkan agenda pemerintahannya, seperti omnibus law RUU Cipta Kerja dan pemindahan ibu kota negara.
Meski begitu, Yunarto memandang Jokowi sebenarnya tak memerlukan penambahan anggota koalisi, mengingat kekuatan koalisi Jokowi sudah mayoritas di parlemen.
"Jokowi sudah 74 persen menguasai parlemen. Untuk apa (memasukkan Demokrat)?"
Yunarto mengatakan, kemarahan Jokowi saat rapat kabinet beberapa waktu lalu menjadi antiklimaks jika kemudian terjadi penambahan anggota koalisi, termasuk jika AHY masuk kabinet.
"Apa urgensinya, misalnya, AHY dengan penanganan Covid-19 yang lebih baik?" ucapnya. (tribun network/yud/dit/dod)