Cerita Jenderal Polisi Hoegeng yang Rajin Bikin Catatan Harian
Cerita Mantan Kapolri Jenderal Hoegeng Iman Santoso yang rajin buat catatan harian. Jenderal Polisi Hoegeng lolos dari fitnah.
Akhirnya, Presiden bertanya kepada orang yang bersangkutan.
"Apakah yang diceritakan Hoegeng itu benar?" tanya Soekarno.
Polisi itu lalu menjawab, "Inggih Kasinggian (ya betul)."
Hoegeng kemudian meminta orang yang bersangkutan untuk tidak lagi memutarbalikkan fakta.
Presiden Soekarno menegurnya dan menganggap persoalannya selesai.
Dengan alasan tidak mau mempermalukan pihak lain, pihak yang mengetahui cerita ini sengaja tidak mau menyebutkan siapa orang yang dimaksud Hoegeng, yang telah mencoba memfitnahnya lewat Presiden Soekarno itu.
Sejarah kemudian mencatat, seusai jabatan Soetjipto Joedodihardjo sebgai Kapolri berakhir, Hoegeng ditunjuk untuk menggantikan.
Jenderal Hoegeng Iman Santoso menjadi Kapolri ke-5 sejak 1968 hingga 1971.
Masih dituturkan Suhartono, seorang anak Jenderal Polisi Hoegeng yang bernama Didit mengatakan, buku besar yang ditulis ayahnya sering dibacakan untuk anak-anaknya.
"Dengan demikian kita bisa belajar dan memahami apa yang sudah kita lakukan dan kerjakan setiap saat. Itu ajaran Papi," kata Didit.
Sayangnya, buku besar itu tak bisa diselamatkan.
Buku-buku tersebut kehujanan dan akhirnya rusak saat Hoegeng pindah rumah dari Jalan Madura, Menteng, menuju rumahnya di Depok, Jawa Barat.
Integritas Jenderal Polisi Hoegeng
Jenderal Polisi Hoegeng meninggal dunia setelah berjuang melawan stroke yang sudah lama dideritanya.
Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur menjadi tempat polisi yang dikenal jujur dan sederhana itu menutup mata.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/cerita-jenderal-polisi-hoegeng-yang-rajin-bikin-catatan-harian.jpg)