Tribun Bandar Lampung
BMKG Lampung Prediksi Puncak Musim Kemarau Terjadi Pada Agustus hingga September 2020
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudy Haryanto mengatakan, puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi dalam kurun waktu dua bulan.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung memperkirakan di wilayah Indonesia, termasuk Lampung, telah memasuki periode puncak musim kemarau.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudy Haryanto mengatakan, puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi dalam kurun waktu dua bulan.
"Diperkirakan puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus ini hingga September nanti," ujarnya, Sabtu (1/8/2020).
Rudy menyebut, potensi puncak musim kemarau di Lampung itu dipengaruhi penguatan angin Monsun Australia.
TONTON JUGA:
"Untuk kemarau masa waktunya relatif masih sama dengan sebelumnya. Hanya untuk tahun ini ada sebuah perbedaan mencolok," kata dia.
"Bedanya ada di tipe. Tahun ini kita mengalami kemarau basah," ucapnya.
Sehingga, lanjut Rudy, meskipun berstatus kemarau, masih terdapat kemungkinan akan terjadi turun hujan dalam intensitas ringan.
• Musim Kemarau, Waspada Diare, Simak Penjelasan IDI Bandar Lampung untuk Pencegahannya
• Permintaan Air Bersih Meningkat Jelang Musim Kemarau, Penjual Air Keliling Banjir Orderan
• Mesuji Catat Kasus Positif Covid-19 Pertama, Pasien 01 Baru Pulang dari Lombok
• Tambah 8 Pasien Positif Covid-19, Pesisir Barat Dominasi Penambahan Kasus Corona di Lampung
"Wilayah-wilayah yang berpotensi terjadi hujan berintensitas ringan itu di antaranya Bandar Lampung, Pesawaran, Lampung Tengah, Lampung Utara, Lampung Timur, Tulangbang Barat, Mesuji, dan Way Kanan," sebutnya.
Rudy mengimbau, supaya pemerintah daerah, pengambil keputusan, dan masyarakat luas untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak puncak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan serta ketersediaan air bersih.
"Utamanya, diimbau agar stakeholder terkait, dalam hal ini pemerintah untuk lebih siap terhadap dampak musim kemarau."
"Contohnya seperti kebakaran dan minim ketersediaan air bersih," imbaunya.
"Masyarakat juga diharap jangan melakukan bakar sampah berlebihan," tambahnya.
Sementara itu, BPBD Bandar Lampung mengaku telah siap terhadap dampak bencana yang akan hadir saat musim kemarau.
"Bencana yang sering terjadi saat kemarau antara lain ialah kekeringan dan kebakaran, khususnya lahan terbuka," kata Sekretaris BPBD Bandar Lampung M Rizki.