Tribun Bandar Lampung
Pembangunan Bandara Radin Inten II Berkonsep Aero City, PT AP II Setuju Nuansa Lokal Lampung
Pemprov Lampung terus memproses pembangunan Terminal Bandara Radin Inten II, Natar, Lampung Selatan.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pemprov Lampung terus memproses pembangunan terminal bandara Radin Inten II, Natar, Lampung Selatan.
Rencananya, terminal bandara mengambil konsep Aero City. Selain itu, akan ada nuansa lokal Lampung.
Dalam pembangunan terminal bandara, Pemprov Lampung bekerja sama dengan setidaknya dua pihak.
Masing-masing PT Angkasa Pura (AP) II selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang membidangi pelayanan jasa kebandarudaraan dan Kementerian Perhubungan.
TONTON JUGA:
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyatakan Pemprov berkoordinasi dengan PT AP II terkait pembangunan terminal bandara.
Pemprov akan memberikan saran dan masukan kepada PT AP II terkait desain terminal bandara yang mencerminkan kearifan lokal Lampung.
"Dengan harapan agar semua jenis pesawat bisa beroperasi di Branti (nama beken bandara). Terminal itu akan dibangun di bagian timur yang ada lahan kosongnya," kata Arinal, Jumat (31/7/2020).
• Senilai Rp 1 Triliun, terminal bandara Radin Inten Dibangun di Lahan 187 Hektare
• Waktu dan Panduan Daftar Ulang Tes SKB CPNS 2019 di Pemkot Bandar Lampung
• Permintaan Air Bersih Meningkat Jelang Musim Kemarau, Penjual Air Keliling Banjir Orderan
• Mesuji Catat Kasus Positif Covid-19 Pertama, Pasien 01 Baru Pulang dari Lombok
Kepala Dishub Lampung Bambang Sumbogo mengungkapkan terminal bandara akan dibangun di atas lahan seluas 187 hektare.
"Masterplan sudah dibuat. Anggaran pembangunan mencapai Rp 700 miliar hingga Rp 1 triliun," bebernya.
Eksekutif General Manager PT AP II Bandara Raden Inten II, M Hendra Irawan, yang dikonfirmasi Tribun, Sabtu (1/8/2020), mengungkapkan, pihaknya bersama Pemprov Lampung dan pemerintah pusat kini sedang menyelesaikan tahap administrasi.
"Prosesnya masih di tahap administrasi. Kewenangannya di pusat. Kalau kami di cabang sebagai eksekutor," katanya.
Menurut Hendra, harus ada peninjauan kembali terhadap perjanjian kerja sama yang sebelumnya telah dibangun.
"Karena, polanya berbeda. Saat ini, PT AP dengan Kementerian bekerja sama dalam pengelolaan aset. Termasuk ada investasi."
"Kewajiban investasi kami selama 30 tahun ke depan itu yang harus didudukkan (disepakati) kembali. Prinsipnya, kehati-hatian dikedepankan," jelasnya.
Pihaknya menunggu penyelesaian tahap administrasi yang melibatkan antarkementerian tersebut.
"Intinya, butuh proses administrasi yang melibatkan berbagai pihak. Seperti PT Angkasa Pura, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Keuangan. Karena, ini ranahnya di pusat," ujar Hendra.
Rencananya, ungkap dia, pembangunan terminal bandara mengambil konsep Aero City.
"Sesuai arahan Pak Gubernur, kami mengembangkan konsep Aero City. Kami akan kedepankan fasilitas pokok dan fasilitas penunjang bandaranya," kata Hendra.
Selain itu, pihaknya setuju desain terminal bandara akan mengadopsi unsur kearifan lokal.
"Kami tentu setuju. Untuk sekarang, belum taraf ke arah sana. Tapi yang namanya bandara, sebagai gerbang, harus menunjukan kearifan lokal," ucap Hendra.
"Selama ini 'kan yang namanya bandara modern identik dengan bangunan berkaca besar dan megah. Kalau semua seperti itu, tidak ada yang spesial lagi," imbuhnya.
"Penekanan Pak Gubernur, dengan adanya kearifan lokal, akan menunjukan bahwa Lampung berbeda dengan yang lain."
Gubernur Paparkan
Rencana pembangunan terminal bandara kembali mengemuka saat kunjungan kerja tiga menteri Kabinet Presiden Joko Widodo ke Lampung pekan lalu. Ketiganya adalah Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Pariwisata Wishnutama Kusubandio.
Tiga menteri itu awalnya mengunjungi Pelabuhan Bakauheni dan Menara Siger di Lamsel.
Kunjungan kerja berakhir di Bandara Radin Inten II, Natar, Lamsel. Di bandara, tiga menteri bersama Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan jajaran menggelar pertemuan tertutup.
Kepala Dinas Perhubungan Lampung Bambang Sumbogo membenarkan Pemprov sedang fokus mempersiapkan pembangunan terminal bandara Raden Inten II.
"Setelah ada kunjungan menteri-menteri kemarin, salah satunya kami fokus ke pengembangan terminal bandara," katanya, Sabtu.
Bambang menyatakan Pemprov telah menyiapkan beberapa hal. Rencananya, ungkap dia, Gubernur Arinal akan memaparkan persiapan dan konsep terminal bandara melalui konferensi pers pada Senin (3/8) besok.
"Rencananya, untuk persiapan pengembangan terminal bandara Raden Inten II ini akan disampaikan langsung oleh Pak Gubernur melalui konferensi pers hari Senin," ujarnya.
Lahan Masih Kosong
Pantauan Tribun, Sabtu, terdapat lahan kosong cukup luas di bagian timur bandara.
Kondisinya kini masih ditutupi rumput-rumput. Tampak hanya jalur aspal pesawat yang tak ditumbuhi rerumputan.
Belum terlihat tanda-tanda akan ada pembangunan di lahan kosong tersebut.
Catatan Tribun, Bandara Radin Inten II telah berstatus bandara internasional sejak Desember 2018.
Negara-negara yang ditargetkan menjadi destinasi bandara ini antara lain Arab Saudi, Singapura, Kuala Lumpur, dan Hong Kong.
Mulai Februari 2017, skema penyelenggaraan Bandara Radin Inten II dinaikkan dari Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) biasa menjadi Badan Layanan Umum (BLU).
Peningkatan status tersebut atas dasar prestasi dan kinerja bandara yang dianggap sudah maksimal dan tidak membebani Angggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Untuk menuju kemandirian itu, dibutuhkan strategi khusus yang berfokus pada perubahan pola pikir para pegawai.
Dari yang awalnya hanya menjadi operator, perlahan-lahan menjadi pegawai yang juga memahami regulasi, keamanan, administrasi, pelayanan, fasilitas, dan lainnya.
Saat ini, Bandara Radin Inten II dikelola melalui kerja sama pemanfaatan antara PT AP II dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub.
Kesepakatan pengelolaan itu ditandatangani pada 12 Oktober 2019 dan berlaku secara optimal pada 1 Januari 2020.(tribunlampung.co.id/rob/byu/som)