Harga Singkong Anjlok di Lamteng

Permintaan Pabrik Menurun, Pengepul Singkong di Lampung Tengah Ikut Terdampak

Pengepul atau pemilik lapak singkong ikut terimbas dari anjloknya harga singkong.

Penulis: syamsiralam | Editor: Daniel Tri Hardanto
kompas.com
Ilustrasi - Pengepul di Lampung Tengah ikut terimbas dari anjloknya harga singkong. 

Mereka hanya mengandalkan hasil singkong saat panen.

"Dengan hasil yang sangat tipis dari penjualan musim panen kali ini, terpaksa kami harus mencari tambahan modal untuk tanam selanjutnya," keluhnya.

Nasib petani singkong di Kecamatan Anak Tuha, Lampung Tengah ibarat sudah jatuh tertimpa tangga.

Betapa tidak, selain harga yang anjlok, para petani juga mengeluhkan besarnya pemotongan bobot di pabrik.

Rudi, petani di Kecamatan Anak Tuha, menuturkan, harga singkong turun dari Rp 1.100 menjadi Rp 950 per kg.

Beban mereka semakin berat karena ada pemotongan bobot singkong di kisaran 25-30 persen oleh pabrik.

"Dengan harga yang turun, sekarang ditambah potongannya oleh pabrik mencapai 30 persen," kata Rudi, Rabu (5/8/2020).

Rudi menjelaskan, dengan kondisi itu, para petani hanya mengantongi Rp 700 per kg.

"Kalau seperti ini, kami harus mencari modal tambahan lagi untuk tanam selanjutnya. Bagaimana mau bicara untung, saat ini kami justru buntung (rugi)," keluhnya.

Menurut Rudi, pemotongan setiap jenis varietas singkong berbeda-beda.

Misalnya singkong kasesa 26 persen, thailand 30 persen, dan saudi 35 persen.

Para petani singkong di sejumlah kecamatan di Lampung Tengah kembali menjerit.

Pasalnya, harga komoditas tersebut di tingkat pengepul kembali mengalami penurunan.

Jika sebelumya harga singkong mencapai Rp 1.100 per kilogram, saat ini turun menjadi Rp 950 per kilogram.

Selain dianggap tidak sesuai dengan produksi tanam, penurunan harga tersebut juga dianggap membuat petani merugi besar.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved