Tribun Bandar Lampung
Itera Segera Miliki Laboratorium PLTS 1 Mega Watt
Apapun dalam pembangunan Laboratorium PLTS ini Itera bekerjasama dengan PT SUN dan PT Wijaya Karya Persero.
Penulis: Muhammad Hardiansyah Kusuma | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Muhammad Hardiansyah Kusuma
TRIBUN LAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Institut Teknologi Sumatera (Itera) akan segera memiliki Laboratorium Pembangkit Listrik Tenaga Surya On Grid 1MW (Mega Watt).
Ketua tim pembangunan PLTS ITERA Syamsyarief Baqaruzi dalam acara ground breaking Pembangunan PLTS On Grid 1MW ini dalam laporannya memaparkan spesifikasi modul yang digunakan yaitu module type MP 330 C72, solar cell type dengan type Poly Crystaline.
Sementara untuk rate maximum power (Wp) sebesar 330 Watt kurang lebih 3%.
Kemudian untuk max operating voltage (Vmp) ialah 37,5 Volt. Sementara untuk max operating current (lm) adalah 8,8 Ampere.
• Dirjen Dikti Apresiasi Inovasi dan Kolaborasi Itera dengan Berbagai Industri
• Mitra Bentala Tolak Rencana Revisi Perda RZWP3K oleh DPRD Lampung, Ada Apa?
• Prakiraan Cuaca Lampung, Sabtu, 15 Agustus 2020, 5 Daerah Potensi Hujan di Pagi Hari
• Tingkat Penyebaran Covid-19 di Lampung 25,79 Persen, Melebihi Angka Nasional
Open circuit voltage (Voc) sebesar 45,9 Volt, sedangkan untuk short circuit current (Isc) sebesar 9,12 Ampere, NOCT 45°C, efficiency 17%, maximum system vollage 1500V, wind resistance 2400Pa, length 1956mm, width 992mm dan thick 40mm.
Apapun dalam pembangunan Laboratorium PLTS ini Itera bekerjasama dengan PT SUN dan PT Wijaya Karya Persero.
Rektor Institut Teknologi Sumatera Prof Ofyar Z Tamin mengatakan inilah yang menjadi salah satu role model dari Itera.
Ia mengatakan memiliki energi yang sangat besar yaitu matahari yang diberikan Allah SWT, dalam konteks ini Itera mengeluarkan dana sepeserpun.
"Kami menggandeng, hybryd tadi adalah pada pagi hari kita menggunakan yang namanya solar cell. Kelebihan solar cell ini kami jual ke PLN, waktu pada malam hari kami menggunakan PLN daya yang kami jual tadi dengan selisih harga kami jual murah kami beli itu mahal, " ujarnya, Jumat (14/8/2020).
Lanjutnya selisih tersebut yang menjadi keuntungan oleh PLN, tapi bagi Itera hal tersebut jauh lebih baik dari pada Itera mengembangkan sistem dari pada baterai. Karena komponen baterai tersebut hampir 40% dari pada komponen semua.
"Dan ini yang menjadi satu solar energi yang sangat efisien karena kami tidak menggunakan baterai, sistem yang kombinasi tadi bekerjasama dengan hybrid.
Proses ini kan panjang jadi kami ini menajdi role model dan silahkan nantinya unit lain, kementerian ataupun instansi lain melihat ini kami mencapkan diri itu seperti etalase untuk pulau Sumatera dan kami akan terus kembangkan ini sebagai kampus yang mandiri terhadap listrik, " jelasnya.
Instalasi ini lanjutnya akan digunakan full sebagai tempat research.
Unit pembangkit listrik tetapi juga unit laboratorium yang kelasnya 1 Mega Watt yang hanya ada satu di Indonesia.
"Ini tidak hanya untuk Itera tetapi juga untuk semua untuk yang lainnya, untuk Sumatera dan juga untuk Indonesia dalam konteks ini," pungkasnya.
Direncanakan PLTS ini akan diresmikan bertepatan dengan ulang tahun Itera beberapa waktu yang akan datang.
Adapun nilai investasi dari proyek ini sebesar 15 Miliar.
Sementara Harum Ahmad Sudi selaku Direktur Operasi II PT Wijaya Karya Persero mengatakan sangat bangga sekali, karena Itera merupakan perguruan tinggi satu-satunya kampus yang pertama mendeklarkan untuk mendukung Renewable Energy.
Lanjutnya PT Wijaya Karya akan sangat bangga, apalagi ditunjuk untuk mengerjakan project ini.
Cita-cita pihaknya salah satunya adalah bagaimana Renewable Energy ini dapat di dorong naik.
Sementara Doni Syafrudin perwakilan dari pihak PT SUN mengatakan PLTS 1 Mega di Itera merupakan yang cukup besar. Inilah adalah role monted di project yang dikerjakan oleh PT SUN.
"Jadi biasanya kita punya projek itu di rooftop jadi bisa memanfaatkan atap-atap karena kita juga mendukung gerakan nasional surya sejuta atap nasional itu di canangkan oleh ASI. Jadi Grom Monted 1 Mega Watt Pik ini sangat besar, dan inilah adalah projek pertama kita untuk 1 Mega Watt Pik dengan Gromon tetapnya di tanah, " pungkasnya.
(Tribunlampung.co.id/Muhammad Hardiansyah Kusuma).