Penusukan Syekh Ali Jaber di Lampung
Pengakuan Syekh Ali Jaber Soal Penusukan yang Terorganisir hingga Pengalaman Terburuknya
Berikut Tribunlampung.co.id rangkum pengakuan dan pernyataan Syekh Ali Jaber seusai mengalami insiden penusukan di Lampung.
Penulis: heri | Editor: Heribertus Sulis
Selama hampir 12 tahun menjadi pendakwah di Indonesia, baru kali ini Syekh Ali Jaber mengalami insiden penusukan.
Menurut Syekh Ali Jaber, peristiwa itu menjadi pengalaman terburuk sepanjang karirnya.
Meski bukan ulama pertama pertama yang mengalami kejadian serupa, Syekh Ali Jaber menilai tindakan kekerasan yang dialami para ulama kerap berakhir begitu saja.
Syekh Ali Jaber mengungkapkan, sebagian besar ulama yang menjadi korban kekerasan lebih memilih untuk ikhlas.
"Semoga ini menjadi pembelajaran bagi saya pribadi dan ulama lainnya," ujar Syekh Ali Jaber saat menggelar jumpa pers di Kafe Baba Rayan, Jl Pangeran M Noer, Kelurahan Durian Payung, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, Senin (14/9/2020).
Syekh Ali Jaber pun menyerahkan kasus tersebut kepada polisi dengan harapan tidak ada lagi insiden serupa yang dialami ulama lainnya.
Karena itu, Syekh Ali Jaber berharap aparat penegak hukum dapat mengungkap kasus tersebut.
Minta usut sosok di belakang pelaku

Syekh Ali Jaber menduga ada sosok yang berada di belakang pelaku.
"Pasti ada orang di belakangnya (pelaku). Saya yakin aparat polisi bekerja dengan jujur dan bisa mengungkap atas apa yang terjadi kemarin," katanya.
Syekh Ali Jaber meyakini tindakan pelaku sudah teroganisasi.
Hal itu dirasakan Syekh Ali Jaber saat pelaku menghujamkan pisau ke arah dirinya.
"Kalau saya tidak bergerak, bisa saja pisau itu kena leher atau kepala saya," kata Syekh Ali Jaber.
Untuk itu, dia meminta aparat kepolisian bisa mengungkap kasus tersebut, termasuk kemungkinan sosok orang yang diduga berada di belakang pelaku.
"Mohon dihukum karena kita negara hukum. Jangan main hakim sendiri," imbuhnya.