Tribun Bandar Lampung
Mahasiswa Itera Ciptakan Alat Penerjemah Bahasa Isyarat Jadi Teks dan Suara, Membaca Gerakan Tangan
Alat ini bisa membantu menerjemahkan bahasa isyarat bagi penyandang disabilitas menjadi bentuk teks bahkan suara.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Sulis Setia Markhamah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Dua mahasiswa Teknik Elektro, Institut Teknologi Sumatera (Itera) yang baru diwisuda 3 Oktober 2020 kemarin, Nanda Rizki Amalia dan Rafi Nuansah menciptakan alat penerjemah bahasa isyarat menjadi teks dan suara.
Alat ini bisa membantu menerjemahkan bahasa isyarat bagi penyandang disabilitas menjadi bentuk teks bahkan suara.
Salah satu pencipta alat, Nanda Rizki Amalia menceritakan, ide awal menciptakan alat tersebut karena melihat penyandang tuna rungu yang sulit berkomunikasi dengan orang lain.
"Lalu terfikir ingin membuat suatu produk yang bisa membantu penyandang tunarungu tersebut berkomunikasi dengan siapapun dan dimanapun," beber Nanda kepada Tribun Lampung, Minggu (4/10/2020) petang.
Diakuinya, alat tersebut telah diujicobakan dimana ada yang mensimulasikan gerakan bahasa isyarat untuk pengambilan hasil menjadi teks dan suara.
• Siswa SMAN 13 Bandar Lampung Juara I Lomba Seni Tari Tingkat Nasional, Mahesa: Persiapan Cuma 2 Hari
• Kasus Corona di Lampung: 3 Zona Oranye dan 698 Pasien Sembuh
• Satgas Covid 19 Kota Bandar Lampung Imbau Pengunjung Ramayana Ciplaz Patuhi Protokol Kesehatan
"Ini juga sebagai produk Tugas Akhir (TA) bersama teman saya untuk ditunjukkan pada saat sidang. Penggarapan sekitar setahun terakhir dari awal merancang desain hingga alat bisa digunakan," ungkap perempuan berhijab itu.
Namun untuk diujicobakan ke masyarakat penyandang disabilitas di Sekolah Luar Biasa (SLB) belum terealisasi karena terkendala Covid-19.
"Di project ini saya bagian pengolahan citra dari teks ke suara dan teman saya bagian pengolahan citra dari gerakan tangan ke terjemahan teks," jelas buah hati pasangan M Johan Bastomi dan Romelah ini.
Sistem kerja alat berbentuk box atau disebut smartbox ini dimana di dalam smartbox terdapat mini computer (minipc) dan komponen lainnya yang digunakan untuk pengolahan data.

Smartbox tersebut dilengkapi speaker untuk output suara dan LCD untuk output teksnya.
"Ada kamera juga yang berfungsi membaca inputan berupa gerakan tangan yang kemudian dilakukan proses penerjemahan di minipc tersebut," terangnya.
Penggunaannya dimana penyandang tunarungu memberikan inputan berupa gerakan bahasa isyarat ke arah kamera untuk kemudian akan diproses menjadi terjemahan berupa teks dan suara.
Tidak ada penggunaan gadget atau android dalam pengoperasionalan akan tersebut.
"Jadi sistemnya membaca gerakan tangan atau bahasa isyarat dari kamera yang kemudian diproses dengan minipc dengan bahasa python kemudian menghasilkan teks pada LCD dan suara pada speaker," imbuh Nanda.