Pringsewu
Pringsewu Diproyeksi Jadi Produsen Bawang Merah di Lampung
Sebagai satu wilayah penghasil bawang merah, Pringsewu diharapkan bisa menjadi produsen bawang merah di Lampung.
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: Noval Andriansyah
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id R Didik Budiawan C
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Kabupaten Pringsewu diharapkan bisa menjadi produsen bawang merah di Lampung.
Sekretaris Dinas Pertanian Pringsewu Maryanto mengungkapkan, itu lantaran Bumi Jejama Secancanan sebagai satu wilayah penghasil bawang merah.
Apalagi ada bantuan benih dari jalur aspirasi yang difasilitasi Ketua Komisi IV DPR RI Sudin, luas tanam bawang di Pringsewu bertambah 20 hektar.
Baca juga: Bandara Radin Inten II Lampung Selatan Belum Terapkan Wajib Rapid Test Antigen
Baca juga: Pelabuhan Bakauheni Lampung Selatan Belum Terapkan Wajib Rapid Test Antigen
Sebelumnya, luas tanam bawang merah sebanyak 50 hektar, dan kini menjadi 70 hektar.
"Penyerahan bantuan bawang merah seluas 20 hektar merupakan wujud Pringsewu akan menjadi produsen bawang merah di Lampung," ujar Maryanto mewakili Kadis Pertanian Siti Litawati saat menghadiri reses Ketua Komisi IV DPR RI Sudin, Sabtu, 19 Desember 2020 di Kelurahan Pringsewu Timur.
Ditambahkan Maryanto, bawang merah yang dihasilkan bisa mencapai 12 hingga 15 ton per hektarnya.
Sedangkan harga jualnya Rp 20 ribu per kilogram.
Menurutnya, saat ini mulai banyak petani yang panen.
Maryanto mengatakan, Pringsewu akan dijadikan satu wilayah pengembang bawang merah.
Baca juga: Yulida Handayani Pilih Pulang ke Indonesia Setelah Cerai dari Aktor India Ravi Bhatia
Baca juga: Manchester United vs Leeds, Gelandang The Whites Khawatir Berlaga di Old Trafford
Selain untuk mengantisipasi kebutuhan dan mengendalikan inflasi, menurutnya, bawang merah bisa menjadi tanaman penyela pada saat musim kemarau.
Maryanto berharap, lahan pekarangan juga dapat digunakan untuk tanam bawang supaya produktif.
Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mengatakan, bantuan bawang merah sudah tidak ada di Kementrian Pertanian.
"Tapi setelah saya cek di kementrian ternyata masih ada sisa, dan daripada tidak tersalurkan, saya minta didapatkan (Pringsewu)," ungkap Sudin.
Sebab, menurut Sudin, kelompok wanita tani (KWT) di Pringsewu antusias sekali menanam bawang.