Bentrok Berdarah di Lampung Tengah
Amankan Lokasi Pertikaian di Anak Tuha, Polres Lampung Tengah Terjunkan Ratusan Personel
Dari pantauan Tribunlampung.co.id di lokasi, situasi di Kampung Haji Pemanggilan dan Bumi Aji sudah kondusif.
Penulis: syamsiralam | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Syamsir Alam
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG TENGAH - Pasca pertikaian warga di Kecamatan Anak Tuha, Polres Lampung Tengah menerjunkan ratusan personel ke lokasi.
Kapolres Lampung Tengah AKBP Popon Ardianto Sunggoro menerangkan, pihaknya menerjunkan Satuan Dalmas, Reskrim, Sabhara dan dibantu aparat TNI ke lokasi dan langsung mengamankan di kedua belah kampung.
Meski sempat terjadi perkumpulan massa di kedua kampung, saat ini situasi berangsur aman dan kondusif.
"Seluruh satuan langsung kami terjunkan ke lokasi untuk melakukan pengamanan. Saat ini kondisi di TKP berangsur-angsur aman dan kondusif," terang AKBP Popon Ardianto Sunggoro, Kamis (14/1/2021).
Baca juga: BREAKING NEWS Bentrok Berdarah di Anak Tuha Lampung Tengah, 2 Warga Tewas
Baca juga: Kronologi Bentrok Berdarah di Anak Tuha, Seorang Pria Dikejar Puluhan Orang Bersenjata Tajam
Ditambahkan Kapolres, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan melibatkan tokoh masyarakat dan pemuda setempat.
"Kami dari pihak kepolisian berterima kasih karena seluruh tokoh adat dan pemuda yang kami ajak untuk komunikasi sudah ikut menenangkan suasana," katanya.
Popon membenarkan indikasi pemicu pertikaian di Anak Tuha dikarenakan saling klaim lahan.
Dari pantauan Tribunlampung.co.id di lokasi, situasi di Kampung Haji Pemanggilan dan Bumi Aji sudah kondusif.
Sejumlah aparat kepolisian dan TNI tampak masih berjaga di kedua kampung dan perbatasan dengan kampung lainnya.
Baca juga: Kronologi Lengkap Bentrok Berdarah di Anak Tuha Lampung Tengah, Diduga karena Sengketa Lahan
Baca juga: Selain 2 Korban Tewas, Kapolres Sebut 1 Warga Kritis akibat Bentrok Berdarah di Anak Tuha
Satu Korban Kritis
Dua kelompok warga terlibat pertikaian di Kecamatan Anak Tuha, Lampung Tengah, Kamis (14/1/2021).
Selain dua korban tewas, satu orang lainnya mengalami luka parah.
Satu korban kritis berinisial Y (32), warga Kampung Bumi Ilir, Kecamatan Anak Tuha, Lampung Tengah.
Saat ini Y masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Demang Sepulau Raya, Gunung Sugih.
"Dari tempat kejadian perkara, dua orang meninggal dunia dan satu orang lainnya dalam kondisi kritis akibat cekcok tersebut," terang Kapolres Lampung Tengah AKBP Popon Ardianto Sunggoro.
Popon menjelaskan, pertikaian di Kecamatan Anak Tuha itu bukan melibatkan warga antarkampung, melainkan hanya kelompok kecil warga.
"Kejadian ini bukan pertikaian antarwarga kampung, melainkan oknum kecil kelompok warga," ujarnya.
Untuk itu, Popon meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan informasi yang belum jelas kebenarannya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk memercayakan masalah ini ke penegak hukum.
"Serahkan dan percayakan proses hukum selanjutnya kepada pihak kepolisian, sesuai hukum yang berlaku di negara kita," pungkasnya.
Kronologi Lengkap Bentrok
Pertikaian warga di Kampung Bumi Aji, Kecamatan Anak Tuha, Lampung Tengah mengakibatkan dua orang tewas.
Korban tewas yakni AR (50), warga Kampung Bumi Aji, Kecamatan Anak Tuha, Lampung Tengah, dan ER (40), warga Kampung Haji Pemanggilan, Kecamatan Anak Tuha, Lampung Tengah.
Pertikaian diduga dipicu soal sengketa kepemilikan lahan.
Berdasar keterangan sejumlah warga di lokasi kejadian, peristiwa berawal saat AR dan ER mendatangi lahan yang menjadi sengketa di Kampung Bumi Ilir, Kamis (14/1/2021) sekitar pukul 14.00 WIB.
Di sana, keduanya bertemu sejumlah warga asal Kampung Bumi Ilir yang juga mengklaim sebagai pemilik lahan.
"Keduanya bertemu dengan warga (yang bersengketa lahan) Bumi Ilir," kata warga setempat yang enggan disebut namanya saat ditemui Tribunlampung.co.id di lokasi kejadian.
“Lalu terjadi pertikaian di lokasi,” lanjutnya.
Selang beberapa menit, kedua belah pihak terlibat cekcok yang berujung perkelahian.
Karena kalah jumlah, AR dan ER tak berdaya dikeroyok warga Bumi Ilir yang membawa senjata tajam.
Keduanya sempat kabur untuk menyelamatkan diri.
Namun, puluhan warga berhasil mengejarnya.
Akibatnya, AR dan ER tewas bersimbah darah dengan sejumlah luka bacokan di tubuh.
Saat ini kedua korban sudah diautopsi dan dibawa ke rumah duka masing-masing.
Dikejar Puluhan Orang
Dua orang tewas bersimbah berdarah dalam pertikaian di Kampung Bumi Aji, Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah, Kamis (14/1/2021)
Warga setempat yang menjadi saksi mata menuturkan kronologi peristiwa tersebut.
Saksi mata melihat salah seorang korban sempat dikejar puluhan orang bersenjata tajam sebelum akhirnya roboh terkena bacokan.
Saleh, saksi mata, menyebutkan, saat itu ia sedang melintas ke arah Gunung Sugih.
Seketika ia melihat puluhan orang mengejar seorang pria.
"Ada satu orang (korban) yang dikejar. Yang ngejarnya ada puluhan orang," kata Saleh.
Setiba di rel kereta, korban tertahan karena ada kereta yang melintas.
Saat itulah korban tak bisa menghindari kejaran dan menjadi bulan-bulanan orang yang mengejarnya.
Korban terkapar dengan luka bacokan.
Setelahnya warga yang mengeroyok korban langsung kabur.
Mereka meninggalkan begitu saja korban yang akhirnya tewas bersimbah darah di lokasi kejadian.
Peristiwa itu mengundang perhatian warga sekitar.
Mereka berduyun-duyun mendatangi lokasi kejadian.
Warga langsung mengevakuasi korban ke rumah duka di Kampung Haji Pemanggilan, Kecamatan Anak Tuha, Lampung Tengah.
2 Orang Tewas
Bentrok berdarah terjadi di Kampung Bumi Aji, Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah, Kamis (14/1/2021) siang.
Dua orang dikabarkan meninggal dunia dalam peristiwa itu.
Dari informasi yang dihimpun Tribunlampung.co.id, keributan antarwarga ini dipicu persoalan tanah.
Mulanya hanya dua orang yang terlibat perselisihan.
Kemudian keduanya bertemu di depan gerbang BPTP sekolah unggulan untuk menyelesaikan masalah itu.
Namun, pertikaian berkembang semakin panas.
Hingga akhirnya dua orang tewas.
Saat dikonfirmasi, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Lampung Kombes Pol Muslimin Ahmad membenarkan peristiwa tersebut.
"Benar, tapi bukan bentrok antarwarga, tapi pengeroyokan," ujarnya, Kamis sore.
Muslimun menuturkan, saat ini perkara tersebut ditangani oleh Satreskrim Polres Lampung Tengah.
Baca juga: Korban Pembobolan Rumah di Lampung Tengah Kaget Lihat Jendela Rusak
"Polda Lampung hanya mem-backup," tandasnya. (Tribunlampung.co.id/Syamsir Alam/Hanif Mustafa)