Kasus Corona di Lampung
Kalianda Catat 'Prestasi Baru' Peringkat 2 Kasus Positif Covid-19 di Lampung Selatan
Bahkan kini, Kalianda mengukir 'prestasi baru' menduduki peringkat kedua untuk jumlah kasus positif Covid-19 di Lampung Selatan.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Noval Andriansyah
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN – Peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 di wilayah Kalianda, Lampung Selatan, selama Januari 2021 cukup mencengangkan.
Bahkan kini, Kalianda mengukir 'prestasi baru' menduduki peringkat kedua untuk jumlah kasus positif Covid-19 di Lampung Selatan.
Jika pada akhir tahun 2020 lalu, jumlah kasus positif Covid-19 di Kalianda masih di bawah Natar, Jatiagung, Tanjung Bintang dan Sidomulyo.
Baca juga: Penerima Vaksinasi Covid-19 Tak Bisa Donor Darah Selama 6 Minggu, Apa Sebabnya?
Baca juga: Pemakaman Pasien Covid-19 di Lampung Timur Dikawal Ketat TNI dan Polisi
Kini Kalianda berada di peringkat kedua dengan 63 kasus sejak Maret 2020 lalu.
Untuk jumlah kasus terbanyak di Lampung Selatan, masih diduduki Kecamatan Natar dengan 179 kasus sejak Maret 2020.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lampung Selatan, dr Wahyu Wibisana mengatakan, peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 yang melonjak dalam kurung 1 bulan terakhir ini perlu menjadi perhatian pemerintah.
Ia mengatakan, jika melihat data kasus dalam dua pekan terakhir, untuk Natar dan Kalianda, bisa masuk dalam kondisi darurat bagi peningkatan kasus Covid-19.
“Peningkatan kasus untuk di dua kecamatan ini cukup tinggi jika dibandingkan kecamatan lainnya di Lampung Selatan,” kata dr Wahyu Wibisana, Minggu (17/1/2021).
Wahyu melihat, peningkatan pasien positif Covid-19 tersebut efek dari libur natal dan tahun baru (nataru).
Baca juga: KSKP Bakauheni Lampung Selatan Amankan Ribuan Burung Hutan Liar Tanpa Dokumen
Baca juga: Bertambah 12 Kasus Baru Covid-19 di Lampung Selatan, 2 Diantaranya Meninggal Dunia
Di mana mobilitas masyarakat antar daerah cukup tinggi, jika dibandingkan hari biasanya.
Apalagi, Kalianda secara geografis, merupakan daerah pelintasan utama.
Ditambah, Kalianda juga menjadi ibu kota pemerintah daerah.
Tentu, banyak warga dari berbagai daerah yang memiliki keperluan pada pemerintahan yang datang ke Kalianda.
“Kita juga berterima kasih ke teman di Dinas Kesehatan, kegiatan surveillance mereka berjalan."
"Sehingga kasus-kasus baru bisa ditemukan,” ujar dr Wahyu Wibisana.
Menurut Wahyu, pemerintah daerah harus memberikan perhatian khusus pada angka statistik penambahan kasus Covid-19 saat ini.
Khususnya peningkatan yang signifikan di wilayah Natar dan Kalianda.
"Kalianda sebagai ibu kota pemerintahan tentu akan menjadi barometer pada wilayah kecamatan lainnya."
"Peningkatan kasus Covid-19 yang tinggi di Kalianda, akan menjadi cerminan untuk kasus di Lampung Selatan," sebut dr Wahyu Wibisana.
Ia pun kembali menegaskan, perlunya segera pemerintah daerah menyiapkan tempat isolasi baru bagi pasien yang OTG (orang tanpa gejala).
Mengingat kondisi ruang isolasi di rumah sakit yang kini penuh.
Menurut Wahyu, akan sangat sulit untuk melakukan pengawasan pasien positif Covid-19 yang OTG yang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Sementara jika pasien positif OTG yang isolasi mandiri ini tidak disiplin, maka ancaman akan terus meluasnya penyebaran Covid-19 tentu akan lebih besar.
Karena untuk OTG ini, lebih besar peluangnya untuk menjadi carrier yang menularkan virus Covid-19 ke orang lain.
Apalagi tingkat disiplin masyarakat untuk penerapkan protokol kesehatan juga rendah.
“Lebih baik kita mengeluarkan uang untuk isolasi pasien OTG ini di satu tempat selama sekira 10 hari."
"Karena kalau kasus terus bertambah, dan yang dirawat di rumah sakit bertambah, biayanya akan lebih besar lagi."
"Apalagi kalau jumlah kasus kematiannya terus bertambah,” ujar dr Wahyu Wibisana.
Menurut Wahyu, pemerintah daerah tidak perlu ragu untuk mengambil langkah kebijakan yang ketat.
Seperti kembali melarang dan tidak mengeluarkan izin untuk kegiatan pesta yang mengumpulkan orang banyak (berkerumun).
Ia juga menyarankan pemerintah daerah melakukan screening massal di tempat-tempat publik.
Seperti pasar, guna mengetahui dan memastikan tidak ada klaster baru penyebaran Covid-19.
“Kita juga mengingatkan pemerintah daerah, untuk juga melibatkan institusi lainnya guna memberikan masukan, seperti kami dari IDI."
"Sejauh ini, kami tidak pernah dilibatkan atau diajak berdiskusi tentang penanganan Covid-19 daerah dari gugus tugas,” tandas dr Wahyu Wibisana.
Baca juga: Kasus Stunting di Lampung Selatan 3,6 Persen
Baca juga: Gempa Bumi M 3,4 di Natar Lampung Selatan, BMKG Sebut Tidak Ada Gempa Susulan
(Tribunlampung.co.id/Dedi Sutomo)