Bom di Gereja Katedral Makassar
Warga Iba dengan Kondisi Ibu dan Adik Lukman setelah Kasus Bom di Gereja Katedral Makassar
Warga tetangga pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar kini merasa iba dengan kondisi keluarga yang ditinggalkan Lukman.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, MAKASSAR - Warga tetangga pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar kini merasa iba dengan kondisi keluarga yang ditinggalkan Lukman.
Keluarga Lukman kini tinggal ibu dan adik perempuannya.
Ketua RW 1 Kelurahan Bunga Ejaya, Hamka mengatakan, warga sekitar tidak ada yang membenci keluarga Lukman atas kejadian bom bunuh diri yang dilakukan Lukman dan istrinya.
Sebaliknya, warga justru merasa iba dengan kondisi ibu dan adik Lukman.
"Kasihan ibunya, jualan di warung, cuma dibantu sama adik perempuan Lukman. Pas anaknya sudah kuliah, malah berhenti dan masuk aliran sesat. Semoga ini yang terakhir," katanya
"Bahkan kalau dia mau dikuburkan di pemakaman sekitar, warga di sini tidak ada yang keberatan," ujarnya.
Istri Lukman disebut sedang hamil
Wanita pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, YSR disebut-sebut tengah hamil saat meledakkan diri.
YSR adalah istri Lukman, pria yang juga menjadi pelaku tewas dalam bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
Istri Lukman (26), YSR, dikabarkan sedang hamil saat melakukan bom bunuh diri di Gereja Katedral, Jl Kajaolalido, Makassar, Minggu (28/3/2021) pagi kemarin.
Polisi mengatakan, kabar tersebut tidak bisa dipastikan karena kondisi YSR yang hancur tidak memungkinkan untuk diperiksa.
"Orang hancur, badannya hancur, nggak (tidak) ada yang ini (bisa pastikan)," kata Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam ditemui di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Senin (29/3/2021) sore.
Pihaknya mengaku masih melakukan pengembangan terkait aksi bom bunuh diri pasangan suami-istri (Lukman-YSR) itu
Terpisah, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan, pihaknya telah mengamankan empat orang yang diduga terlibat dalam aksi bom bunuh diri itu.
Keempatnya merupakan jaringan Jamaah Ansharut Dulah (JAD) Sulsel yang pernah bersama-sama melakukan kajian dengan 19 tersangka teroris yang ditangkap Januari, lalu.