Korban Tenggelam di Pantai Ketang
Remaja Tenggelam di Laut Ketang Lampung Selatan, Dwi Sempat Izin Bermain ke Nenek
Seorang remaja di Lampung Selatan, Dwi Santoso (16), tewas tenggelam saat bermain di Laut Ketang, Way Urang, Kalianda
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN - Seorang remaja di Lampung Selatan, Dwi Santoso (16), tewas tenggelam saat bermain di Laut Ketang, Way Urang, Kalianda, Minggu (1/6/2021) sore.
Tim SAR berhasil menemukan jasadnya pada Senin malam sekitar pukul 23.00 WIB. Isak tangis keluarga mengiringi pemakaman almarhum pada Selasa.
Korban Dwi Santoso awalnya bermain bersama 8 orang temannya di Laut Ketang.
Ia bersama seorang teman berenang hingga tertarik ombak.
Temannya berhasil selamat.
Namun korban tidak selamat.
Baca juga: Korban Tenggelam di Laut Ketang Lampung Selatan Dikenal Pribadi yang Baik
Anak dari pasangan Marsono (32) dan Rosmiati (30) ini tersapu ombak ke tengah pantai dan tenggelam.
Pada Minggu sekitar pukul 17.45 WIB, korban dinyatakan hilang.
Upaya pencarian pun dilakukan oleh regu penyelamatan yang terdiri dari Tim Basarnas dan Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Lampung Selatan.
Setelah mencari sehari semalam, akhirnya regu penyelamat menemukan korban pada Senin malam.
Baca juga: Sudah Banyak Kasus Orang Tenggelam di Sepanjang Pantai Ketang, Tahun Ini Telan 1 Korban Jiwa
Korban ditemukan 100 meter dari lokasinya tenggelam.
Korban ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
Malam itu korban langsung dibawa ke rumah duka di Desa Palas Jaya, Palas, Lampung Selatan untuk diserahkan kepada pihak keluarga.
Isak tangis keluarga pun pecah saat Tim SAR dan Damkar Kabupaten Lampung Selatan membawa jenazah korban ke rumah duka.
Ferdiansyah (24), abang korban, sempat tidak percaya bahwa adiknya pulang dengan meregang nyawa.
"Adik saya merupakan anak yang baik. Dia juga dikenal di lingkungan sebagai orang yang baik. Orangnya tertutup banget. Abis pulang kerja ya langsung pulang ke rumah," tuturnya.
Ia menceritakan, adiknya sempat izin kepada nenek mereka untuk pergi bersama temannya ke Kalianda.
"Adik saya orangnya baik semoga dia ditempatkan di tempat yang layak," sambungnya.
Dengan suara terbata, Ferdiansyah juga menuturkan, awalnya orangtua mereka tidak percaya jika adiknya tenggelam di Laut Ketang.
Saat itu, ibunya, mendapat kabar dari tetangga jika adiknya tenggelam di Laut Ketang.
Ibunya, Rosmiati, kemudian bertanya kepada kepala desa di tempat tinggalnya.
Ibunya syok bukan main setelah mendengar jawaban dari kepala desa yang membetulkan informasi tersebut.
Sementara Kepala Desa Palas Jaya Sugiarto mengapresiasi kinerja regu penyelamat yang berhasil menemukan jenazah korban.
"Selaku kepala Desa Palas Jaya saya mengucapkan terima kasih kepada regu penyelamat yang sudah menemukan satu warga saya yang tenggelam. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada bupati Lampung Selatan yang sudah menyempatkan diri untuk meninjau langsung lokasi tenggelamnya korban serta memberikan doa kepada korban," kata Sugiarto, Selasa.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran (Damkar) Rully Fikriansyah mengatakan, sudah banyak peristiwa orang tenggelam di sepanjang Laut Ketang ini.
"Memang di sepanjang pantai ini ombaknya tinggi-tinggi. Makanya dilarang mandi atau berenang di pantai-pantai di sekitaran sini," kata Rully.
Rully menjelaskan korban dan 8 temannya berencana mandi atau berenang di Pantai Kedu Warna.
Namun karena di pantai tersebut tidak diperbolehkan berenang, korban dan 8 temannya pindah dari pantai tersebut.
"Korban dan 8 temannya pindah ke pantai yang bernama Batu Rame (bagian dari Laut Ketang). Sebagian teman korban bermain di tepi pantai. Korban dan satu temannya mandi atau berenang agak ke tengah dan terseret ombak," kata Rully.
( Tribunlampung.co.id / dominius desmantri )