Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif dengan Kepala Dinas PPPA Lampung Fitrianita Damhuri
Bagaimana upaya dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dalam memberi layanannya kepada perempuan dan anak di Provinsi Lampung.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Dedi Sutomo
Klaster kesehatan dasar dan kesejahteraan, dan klaster kelima yakni klaster perlindungan khusus.
Pada tahun 2019 ada 7 daerah yang dilakukan evaluasi lebih lanjut dari kementerian berhak menyandang KLA.
Diantaranya yakni Bandar Lampung, Lampung Timur, Lampung Selatan, Way Kanan, Pringsewu, Lampung Tengah dan Metro.
Tahun 2021 ini dilakukan evaluasi dan berdasarkan evaluasi secara virtual ada 11 daerah kandidat yang akan mendapatkan penghargaan KLA.
Lalu ada 2 tambahan kabupaten yakni Tulangbawang dan Pesawaran yang akan dilakukan verifikasi lapangan pada Senin dan Selasa mendatang.
Berdasarkan informasi dari kementerian kedua kabupaten ini bisa naik dan turun, harapannya naik semuanya.
Artinya apabila 13 daerah ini menjadi KLA, maka Provinsi Lampung bisa menjadi Provinsi Layak Anak (Provila).
Lalu seperti apa perkembangan untuk mewujudkan Lampung ini menjadi Provinsi Layak Anak (Provila), apa kendalanya selama ini dalam mewujudkan Provila?
Kunci dari provila ini bagaimana semua stekholer bisa memenuhi 6 klaster dan kuncinya upaya yang terintegrasi.
Proses kordinasi antar OPD dan keterwakilan anak dilibatkan dalam proses perencanaan dan ini kunci bisa menjadi provila.
Kemarin ada musrenbang perempuan dan anak, harapannya anak dan perempuan bisa menyampaikan aspirasinya.
Seperti apa pengaruhnya dan apa yang ditimbulkan jika anak terlalu lama bermain gadget ? Apa yang seharusnya dilakukan orangtua ?
Jadi adanya gandet memang dilema bagi orangtua, karena kebutuhan yang mendesak selama belajar secara daring atau virtual dan sangat sulit mengontrolnya kepada anak.
Pengaruh negatifnya sangat luar biasa, anak yang terlalu kecanduan otomatis melupakan pelajaran dan malas melakukan hal lainnya.
Jadi biasanya anak terlalu kecanduan maka tidak wear dengan lingkungannya dan bisa menyebabkan gangguan kepada mata dan telinganya.
Maka diharapkan kepada orangtua harus jalin komunikasi dengan baik dengan anaknya.
Saling membuka gadget yang dimiliki anak, lakukan komitmen dan kesadaran terhadap anak apa yang menjadi dampak negatifnya.
Terkait anak kecanduan gadget, bagaimana kordinasi Dinas PPPA kepada instansi terkait seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk mencegah agar tidak kecanduan gadget?
Memang gadget ini salah satu pembahasan bimtek sekolah ramah anak. Harapnya guru bisa menjalin komunikasi dengan orangtua.
Dalam pelaksanaan sekolah daring, dan diharapkan guru bisa memperhatikan siswanya.
Dalam waktu dekat apa yang akan dilakukan Dinas PPPA Provinsi Lampung terhadap perempuan dan anak? Lalu harapannya kepada perempuan dan anak di Provinsi Lampung apa?
Kita hari ini Dinas PPPA Lampung melakukan upaya salah satunya untuk mewujudkan data se Indonesia, yaitu validasi data secara berkala.
Harapannya ada satu data yang terintegrasi antara pemda, aparat hukum dan lembaga masyarakat yang melakukan pendampingan terhadap kasus-kasus kekerasan perempuan dan anak.
Kita juga konsen terhadap pencegahan kasus stunting, sosialisasi kesehatan produktif terutama 1000 hari pertama kehidupan.
Lalu dalam waktu dekat kita memperingati hari anak nasional pada Juli mendatang.
Berharap akan mengukuhkan perwakilan anak daerah dan pemilihan duta anak, dan melakukan pelantikan terhadap bunda forum anak.
Sehingga harapan kita bahwa anak memiliki ruang untuk menyuarakan aspirasinya. Mari bersama-sama kepada semua elemen dalam mewujudkan Provinsi Lampung ramah perempuan dan layak anak.
Saya yakin semua elemen bisa bersatu maka akan mudah mewujudkan keinginan ini. (Tribunampung.coid Bayu Saputra).