Beternak Lebah Madu Suhita di Batu Putuk Bandar Lampung, Isnina Kenal Lebah Trigona Berkat Facebook

Suhita nama putri sulungnya, diambil dari nama salah satu tiga perempuan perkasa Kerajaan Majapahit: Gayatri, Tribhuwana, dan Suhita.

Penulis: Andi Asmadi | Editor: Andi Asmadi
TRIBUN LAMPUNG/Andi asmadi
SEDOT MADU - Ivan dari Suhita Bee Farm memperagakan cara mengambil madu dari koloni dengan menggunakan pipet di lokasi peternakan Batu Putuk, Bandar Lampung, Sabtu 3/7). 

Kehadiran madu yang diproduksi Suhita Bee Farm menjadi penting manakala di saat seperti sekarang banyak beredar madu palsu.

Banyak di antaranya menggunakan merek yang terkenal.

Ketika disebutkan salah satu merek madu yang banyak dijual di toko maupun mal, Isnina mengatakan, harap dicek bahan dan komposisi yang seharusnya ada di kemasan.

Pada beberapa merek, di situ tercantum komposisi madu hanya 20 persen, selebihnya bahan lain.

Dia menjelaskan, ada tiga jenis madu palsu yang banyak beredar di masyarakat.

Yang pertama, madu yang sebenar-benarnya palsu karena tak ada sama sekali bahan madunya, hanya campuran gula cair, soda kue, putih telur, dan sebagainya.

Yang kedua, madu oplosan. Madu palsu jenis ini memang masih menggunakan madu asli namun ditambah dengan bahan lain. Satu botol madu asli dioplos dengan bahan lain bisa menjadi 10 botol.

Yang ketiga, madu sirupan. Madu jenis ini benar dihasilkan dari madu asli, namun lebahnya digelonggong menggunakan gula. Ini biasanya dilakukan oleh peternak lebah ketika musim tertentu di mana tanaman tidak berbunga.

Lalu, bagaimana membedakan madu asli dengan madu palsu?

Isnina menjelaskan, ada beberapa cara. Seperti, melihat dari asal usul madu tersebut. Namun, sekarang agak sulit karena penjual bisa saja berbohong dengan menyebut tempat yang memproduksi madu asli. Kecuali kalau merek madu itu sudah dikenal luas sebagai madu asli.

Cara lain, dengan mencermati label. Madu yang dijual di toko modern seharusnya punya label yang mencantumkan komposisi. Cari yang 100 persen madu. Jangan sampai madu hanya 20 persen tetapi selebihnya bahan lain.

Cara lainnya lagi, dengan mengecap rasa dan aromanya. Mereka yang sudah berpengalaman minum madu pasti bisa tahu jika asli atau palsu. Namun, ini juga masalah, karena tidak semua orang punya pengaalaman dan kemampuan membedakannya.

“Cara yang paling aman adalah mengenali produsen madu dan merek yang dijualnya,” ujar Isnina.

Bagaimana kalau madu tak bermerek dan hanya dijual di botol, seperti yang banyak dijual di pinggir jalan? Penjualnya selalu mengatakan madu asli dari hutan.

“Saya tidak lantas mengatakan itu palsu, tetapi saya hanya mengingatkan, harap berhati-hati,” katanya sembari tersenyum.

Apakah ada cara yang paling ampuh untuk menentukan keaslian madu?

Haji Hanapiah Hamidi, satu di antara anggota rombongan yang berkunjung ke Suhita Bee Farm, ikut menimpali.

“Ada caranya. Bawa pulang madu ke rumah, kalau istri mengamuk, itu pasti madunya asli,” ujarnya sembari tertawa. *)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved