Berita Terkini Nasional
Harga Obat Covid-19 Melambung Tinggi, Luhut Ancam Produsen dan Distributor
Kasus positif Covid-19 yang terus beranjak naik beberapa pekan terakhir membuat harga obat Covid-19 naik. Terutama obat Ivermectin.
Tersangka tidak ditahan lantaran ancaman hukuman di bawah lima tahun penjara.
Namun tersangka dijerat dengan Pasal 198 Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 dan Undang-undang nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
"Ada beberapa Undang-undang lain termasuk KUHP ini akan kita dalami semuanya, termasuk mungkin apakah ada dari hilir kami dapat sampai ke hulunya kita akan lakukan tindakan tegas dan terukur," tambah Yusri.
Menurut Yusri, polisi juga melakukan patroli di ruang siber untuk melihat harga-harga obat yang dijual secara daring.
Kata dia, dalam sejumlah temuan masih ada pihak yang menjual obat-obatan tersebut dengan harga hingga Rp700 ribu.
Upaya atau modus seperti itu, kata dia, akan ditindak tegas oleh aparat.
"Pelaku-pelaku, penjual-penjual bermain di media online kami akan lakukan penindakan yang tegas untuk semuanya ini," ujar dia.
Terkait harga obat-obatan yang kini melambung, termasuk mengenai ancaman Luhut yang akan melakukan razia ke gudang-gudang produsen obat, Tribunnews.com sudah berusaha mengkonfirmasi hal itu kepada pihak PT Hansen Laboratories sebagai produsen Ivermectin.
Tribunnews.com awalnya mengirimkan pesan percakapan melalui aplikasi WhatsApp kepada Direktur Marketing PT Harsen Laboratories dr. Riyo Kristian Utomo, MH.Kes, CH, CMH, Cht, Selasa (6/7/2021).
Saat mengetik salam perkenalan, status dr. Riyo masih terlihat online.
Namun setelah pesan berisi perkenalan bahwa pengirim adalah wartawan Tribunnews.com itu dikirim dan sudah centang dua (terkirim), status dr. Riyo tiba-tiba tak lagi terlihat online.
Beberapa pesan yang dikirim setelahnya untuk mengkonfirmasi apakah benar ada permainan harga obat dari pihak perusahaan dan harga produksi Ivermectin pun tak dibalas sama sekali.
Setelahnya Tribunnews.com mencoba menelepon langsung kontak dr. Riyo.
Namun panggilan telepon itu langsung masuk ke kotak suara.
"Tekan 1, 3, atau 5 untuk meninggalkan pesan suara. Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat menerima panggilan," begitu suara dari operator telepon.
Hingga berita ini ditulis, Tribunnews.com sudah mencoba menelepon dr. Riyo hingga beberapa kali, namun tetap masih sama hasilnya.
Status di percakapan WhatsApp yang bersangkutan pun tak lagi online.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com