Meninggal Tak Wajar di Pringsewu
Polisi Duga Kakek Pringsewu Lampung Nekat Akhiri Hidup Lantaran Depresi
Polisi menduga kakek sebatang kara nekat mengakhiri hidup lantaran depresi. Korban memiliki sakit menahun yang tak kunjung sembuh.
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU – Kepolisian Sektor (Polsek) Sukoharjo, Polres Pringsewu Lampung menduga kakek sebatang kara nekat mengakhiri hidup lantaran depresi.
Kakek tersebut, Wiji (63), warga Pekon Srikaton, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, Lampung.
Kepala Polsek Sukoharjo Iptu Timur Irawan mengungkapkan, berdasar informasi yang didapat, Kakek Wiji menderita penyakit yang sudah menahun.
"Keterangan dari keluarga, beberapa tahun terakhir korban mengalami sakit katarak di kedua matanya," ujar Timur mewakili Kapolres Pringsewu AKBP Hamid Andri Soemantri, Minggu, 1 Agustus 2021.
Walaupun sudah berupaya melakukan pengobatan, tambah Timur, Kakek Wiji tidak juga mendapat kesembuhan.
Padahal Kakek Wiji sudah berobat hingga ke Pulau Jawa.
“Namun tidak juga sembuh,” ungkap Timur.
Atas kondisi itu lah, kata Timur, diduga Kakek Wiji depresi dan mengakhiri hidup.
Baca juga: PPKM Level 4, Polres Pringsewu Lampung Buka Dapur Umum
Menjerit Histeris
Keluarga menjerit histeris setelah mendapati kakek Wiji (63) tewas tergantung di tiang bambu belakang rumah.
Terutama sang putri, Lisnawati (26) terkejut bukan kepalang mendapati kondisi bapaknya tersebut.
Lisnawati pun tidak kuasa melihat tubuh ayahnya sudah tidak bernyawa.
Ia menjerit histeris hingga menangis sejadi-jadinya.
Diketahui jasad ayahnya, ketika ditemukan terjerat tali yang terikat di tiang bambu penyangga tempat penyemaian jamur kelapa sawit.
Tempat tersebut berada tepat di belakang rumah korban, Kakek Wiji (63), warga Pekon Srikaton, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, Lampung.
"Saksi (Lisnawati) langsung teriak histeris, kemudian berdatangan warga, yang kemudian meneruskan kepada pihak kepolisian," kata Kapolsek Sukoharjo Iptu Timur Irawan, Minggu, 1 Agustus 2021.
Timur menceritakan, seperti hari-hari biasanya, Lisnawati datang ke kediaman ayahnya untuk mengantar makanan buat sarapan pagi.
Mengingat Kakek Wiji selama sekitar satu tahun belakangan ini hanya tinggal sendirian di rumahnya.
“Kakek Wiji mempunyai dua orang anak,” tutur Timur.
Timur mengatakan karena keduanya sudah menikah, anak-anaknya hidup berkeluarga di lain rumah.
“Namun lokasinya masih dalam satu desa,” timpalnya.
Timur menuturkan jika Kakek Wiji tidak bersedia tinggal bersama anak-anaknya yang sudah berkeluarga.
Sehingga setiap hari kedua anak Kakek Wiji memutuskan untuk bergantian mengantar makanan dan kebutuhan lain buat ayahnya.
“Jadi saksi Lisnawati itu mengantar makanan buat sarapan pagi ke rumah Kakek Wiji,” kata Timur.
Namun saksi Lisnawati tidak melihat korban dan saat dipanggil-panggil juga tidak menyahut.
“Setelah beberapa saat melakukan pencarian, saksi Lisnawati menemukan ayahnya berada di tempat penyemaian jamur kelapa sawit, di belakang rumah,” kata Timur.
Kepolisian Sektor (Polsek) Sukoharjo, Polres Pringsewu memastikan kakek sebatang kara ditemukan tewas tak wajar.
Kakek tersebut, Wiji (63), warga Pekon Srikaton, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, Lampung.
Kepala Polsek Sukoharjo Iptu Timur Irawan mengungkapkan, bila pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan melakukan pemeriksaan jenazah.
Tidak hanya petugas kepolisian, pemeriksaan jenazah juga dilakukan oleh petugas medis Puskesmas Adiluwih.
"Pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan,” ungkap Timur mewakili Kapolres Pringsewu AKBP Hamid Andri Soemantri, Minggu, 1 Agustus 2021.
Timur menambahkan, bahwa kuat dugaan korban mengakhiri hidup.
Sebelumnya diberitakan, seorang kakek yang hidup sebatang kara ditemukan tewas tergantung dengan leher terjerat tali di tiang bambu belakang rumahnya.
Kakek tersebut, Wiji (63), warga Pekon Srikaton, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, Lampung.
Kepala Polsek Sukoharjo Iptu Timur Irawan mengungkapkan, Kakek Wiji ditemukan tewas pada, Sabtu, 31 Juli 2021 sekira pukul 07.30 WIB.
Kematian Kakek Wiji yang tergantung dengan seutas tali ini menggegerkan warga sekitar.
Kemudian dilaporkan ke Kepolisian Sektor Sukoharjo.
"Setelah menerima laporan dari warga, maka petugas kami langsung mendatangi lokasi kejadia," kata Timur mewakili Kapolres Pringsewu AKBP Hamid Andri Soemantri, Minggu, 1 Agustus 2021.
Tidak hanya itu, tambah dia, petugas kepolisian juga melakukan evakuasi terhadap jenazah Kakek Wiji.
Lantas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Petugas kepolisian dibantu Tim Medis Puskesmas Adiluwih untuk melakukan pemeriksaan jenazah.
Petugas medis tidak menemukan tanda-tanda bekas kekerasan.
Disclaimer
Tewas secara tak wajar bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup, anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. ( Tribunlampung.co.id / Robertus Didik B C )