Pringsewu

Tempat Wisata di Lampung Kibarkan Bendera Putih, Tutup Sejak Mei 2021

Sejumlah tempat wisata di Pringsewu mengibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah atas kondisi pandemi Covid-19.

Tribunlampung.co.id / R Didik Budiawan C
Sejumlah tempat wisata di Pringsewu mengibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah atas kondisi pandemi Covid-19. Pengibaran bendera putih itu dilakukan sejak Senin (2/8/2021). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Sejumlah tempat wisata di Pringsewu mengibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah atas kondisi pandemi Covid-19.

Pengibaran bendera putih itu dilakukan sejak Senin (2/8/2021).

Tempat wisata yang mengibarkan bendera putih ini di antaranya, Taman Wisata Talang Indah Pringsewu, Taman Tirta Asri Pekon Sri Wungu Banyumas, Telaga Emas Ngudi Rukun Pekon Sukoharjo dan Sabah Pajaragung Pringsewu.

Pengelola Taman Wisata Talang Indah, Suratmin, membenarkan, bila pengibaran bendera putih sebagai tanda menyerah atas pandemi Covid-19.

Ia mengatakan, Taman Wisata Talang Indah, telah tutup selama tiga bulan atau sejak Mei 2021 akibat pandemi Covid-19.

"Pengelola sangat-sangat kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu, kami minta kepada pemerintah bagaimana solusinya."

"Saat kami diminta istirahat di rumah, seharusnya ada pemasukan buat keluarga kami. Buat makan lah istilahnya," kata Suratmin, Senin.

Ia berharap pemerintah mengizinkan tempat wisata kembali beroperasi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan (prokes).

Baca juga: Bendera Putih Berkibar di Pringsewu Lampung, Pengelola Wisata Menyerah hingga Jadi Buruh

"Kita ada 40 anggota yang mengelola tempat wisata ini, ditambah warga sekitar totalnya menjadi 70 orang," katanya.

Ketua Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata (Forkom Pokdarwis) Kabupaten Pringsewu, Rudi Harmoko mengungkapkan, pengibaran bendera putih itu sebagai bentuk menyampaikan unek-unek.

Mengingat sejak Mei 2021 tempat wisata sudah diminta tutup hingga saat ini.

"Selama ditutup, banyak pengelola wisata yang tidak beraktivitas. Menganggur."

"Sementara kebutuhan hidup ini terus berjalan dan harus tercukupi," jelasnya.

Ia mengatakan, selama tempat wisata tutup, para pegawai terpaksa menggali lubang alias berutang untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Ada juga yang terpaksa banting setir menjadi buruh dadakan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved