Berita Terkini Nasional
Setelah Bunuh Adik Ipar yang Sedang Tidur, Pelaku Minta Dibukakan Maaf
Seorang kakak ipar di Kota Mataram, NTB tega membunuh istri adik kandungnya gara-gara cekcok soal sampah.
Husnan yang hidup membujang itu kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Pelaku dikira sudah meninggal
Keluarga korban, Aminah (54), mengaku tak menyangka dengan aksi sadis yang dilakukan Husnan.
Ia selama ini mengira Husnan telah meninggal dunia karena jarang bergaul dan tak pernah terlihat tiap keluarga datang ke rumah korban.
"Saya malah kira pembunuh saudara saya ini sudah lama mati karena dia tidak pernah kelihatan. Tahu-tahunya dia masih hidup dan bunuh iparnya sendiri dengan kejam," kata Aminah di rumah duka, Rabu (22/9/2021).
Aminah menuturkan, Husnan selama ini tinggal sendiri di rumah dan belum menikah. Kegiatannya sehari-hari adalah mengasah pisau jagal.
"Dia itu tukang asah pisau jagal yang tajam untuk potong sapi, belum menikah sampai sekarang, mosot (bujang lapuk)," tuturnya.
Aminah mengatakan, korban Fitriah selama ini dikenal sebagai orang yang sangat baik.
Sebagai pedagang nasi, korban dikenal sebagai pedagang nasi yang enak dan banyak pelanggan meski berjualan di rumahnya yang sederhana.
Sementara itu warga lain, Nurhasanah mengatakan, sepekan sebelum meninggal, korban sempat menyampaikan kegundahan tak mau meninggal dalam keadaan sakit dan menyusahkan orang lain.
"Iya dia katakan, kalau nanti meninggal tidak mau punya utang, karena tak ada yang tahu usia seseorang, itu dikatakannya dua pekan silam," kata Nurhasanah dengan mata yang sembab.
Bagi rekan sesama pedagang, Fitriah adalah orang yang baik hati dan suka menolong jika ada yang kesusahan. Kematiannya kali ini membuat semua sahabatnya terpukul.
Suami korban, Masnun (44), yang masih dirawat karena terluka juga mengatakan, malam menjelang tidur sebelum peristiwa nahas itu terjadi, korban berpesan agar dirinya menjaga anak terakhir mereka, Alfian.
"Satu-satunya anak laki-laki kami dan masih sekolah, almarhumah minta saya menjaganya dengan baik dan mengingatkan dia untuk rajin di rumah, dan itu pesan dia yang terakhir rupanya," kata Masnun.
Ia mengaku sedih kehilangan istri yang telah 20 tahun dinikahinya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/garis-polisi-pembunuhan-di-mataram.jpg)