Lampung Barat
Kampoeng Kopi Rigis Jaya Jadi Desa Wisata Andalan di Lampung Barat
Kampoeng Kopi Rigis Jaya dinilai unggulan lantaran memiliki daya tarik tidak hanya berupa keindahan alam yang memukau serta budaya dan kearifan lokal.
Penulis: Nanda Yustizar Ramdani | Editor: Reny Fitriani
Tak hanya itu, ada juga beragam budaya yang kental dengan kearifan lokal Lampung Barat, di antaranya arak-arakan dan tari sembah batin yang menjadi simbol penghormatan untuk para raja dan tamu istimewa.
Sebagai tamu istimewa, Menparekraf pun saat berkunjung diarak menggunakan tandu khas para raja dengan iringan tari sembah batin dari mulai pintu masuk menuju gapura Kampoeng Kopi Rigis Jaya.
Adapula kesenian khas lainnya dari desa wisata yang didirikan pada 2019 ini, yaitu tari sekura (tari topeng) yang sempat ditampilkan di depan Menparekraf ketika berkunjung.
Ada juga gamolan pekhing yang hampir menyerupai gamelan Jawa tapi berbahan dasar bambu.
Produk ekonomi kreatif yang dihadirkan di desa wisata ini pun beraneka ragam, ada pempek, tekwan, bakso bakar, es buah, madu, keripik pisang, keripik tempe, keripik pare, kerupuk nila, kue getuk, dan dodol.
Bagi wisatawan yang ingin menginap, terdapat homestay yang menyatu dengan hunian warga. Satu homestay terdiri dari satu hingga dua kamar.
Mas Menteri sapaan akrab Sandiaga menyarankan, agar Kampoeng Kopi menyediakan sepeda sebagai alat transportasi berkeliling di perkebunan kopi desa ini.
Maka, dalam kunjungannya itu, ia menyumbangkan dua unit sepeda untuk stimulus pengembangan Desa Wisata Kampoeng Kopi Rigis Jaya.
(Tribunlampung.co.id/Nanda Yustizar Ramdani)