Lampung Barat
Ogah Jual Minyak Goreng Rp 14 Ribu, Penjual di Lampung Barat: Sesuaikan Modal
Keputusan pemerintah menetapkan Harga Minyak Goreng berbagai kemasan menjadi Rp 14 ribu per liter, membuat pemilik toko di Lampung Barat merasa rugi.
Penulis: Nanda Yustizar Ramdani | Editor: Kiki Novilia
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG BARAT - Keputusan pemerintah menetapkan Harga Minyak Goreng berbagai kemasan menjadi Rp 14 ribu per liter, membuat pemilik toko di Lampung Barat merasa dirugikan.
Sebab, kebijakan yang dicanangkan akan berjalan selama enam bulan ke depan itu membuatnya merugi.
Contohnya adalah Andi Bahtera sebagai pemilik Toko Mitra Utama yang berlokasi di Kelurahan Way Mengaku, Balik Bukit, Lampung Barat.
"Kami akan tetap menjual minyak goreng dengan harga Rp 20 ribu untuk yang satu liter selama stok lama masih ada," ujar Andi, Sabtu (22/1/2022).
Ia menegaskan, dirinya tidak akan menurunkan harga sebelum stok minyak goreng di gudangnya habis.
Baca juga: Pemkab Lampung Barat Pasang 4 Titik Scan Kode QR Aplikasi PeduliLindungi
Lantaran, saat ia membeli pasokan minyak goreng tersebut, harga masih di atas Rp 14 ribu.
"Sekalipun pemerintah memberikan tenggat waktu selama satu minggu untuk habiskan stok, kalau belum habis, ya gak saya turunin," ujar dia.
"Kita jualan bukan mengikuti pemerintah, tapi menyesuaikan dengan modal," tambah Andi.
Andi menyampaikan, biasanya ia memesan 500 dus minyak goreng dalam sekali pemesanan.
"Saat ini, stok minyak goreng di dalam gudang ada seratusan lebih," ujarnya.
Baca juga: Masyarakat Keluhkan Lambannya Penanganan Longsor di Lampung Barat
Lantas, ia mempertanyakan, bagaimana caranya menghabiskan stok minyak goreng di gudangnya itu dalam satu pekan.
"Jangankan untuk menghabiskan stok, sekarang aja sudah mulai tidak laku," kata Andi.
"Karena di minimarket harga minyak sudah turun Rp 14 ribu untuk ukuran 1 liter," imbuhnya.
Andi melanjutkan, menurunkan harga minyak goreng hingga Rp 14 ribu per liter di tokonya merupakan hal yang mustahil dilakukan dirinya.
"Karena kita bisa mengalami kerugian hingga mencapai Rp 6,6 juta. Stok kita kan saat ini masih ada seratusan dus," terangnya.