Pringsewu
Harga Kedelai Meroket Minyak Goreng Langka, Pengrajin Tahu di Pringsewu Menjerit
Pengusaha tahu di Kabupaten Pringsewu terdampak oleh kenaikan harga kedelai dan kelangkaan minyak goreng yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Pengusaha tahu di Kabupaten Pringsewu terdampak oleh kenaikan harga kedelai dan kelangkaan minyak goreng yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Alhasil, pengusaha tahu memperkecil ukuran dan menaikkan harga untuk mensiasati kebangkrutan.
Meski begitu, para pengusaha tahu masih terkendala pemasaran.
Karena permintaan pasar berkurang lantaran sulitnya masyarakat mendapat minyak goreng.
"Tadinya membawa delapan sampai 10 kaleng (ember) ke pasar habis, sekarang ini lima kaleng (ember) saja setengah hari tidak habis," keluh pengrajin tahu Pekon Gadingrejo, Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu Wijonarko (39), Kamis, 24 Februari 2022.
Diketahui dalam satu kaleng atau ember berisi sekitar 400 tahu putih.
Baca juga: Rencana Polres Lampung Selatan akan Bagi-bagi Minyak Goreng Gratis Lagi
Alhasil, tambah Wijonarko, pengrajin tahu di Pusat Industri Tahu Gadingrejo ini mengurangi produksi.
Tadinya, lanjut Wijonarko, dalam satu hari, satu pabrik tahu miliknya mengolah 120 kilo gram kedelai.
Saat ini hanya berkisar 50 - 60 kilo gram kedelai.
Harga kedelai, kini melejit mencapai Rp 12 ribu per kilogram.
Pengrajin tahu sangat tergantung pada kedelai impor karena kualitasnya lebih bagus.
Kedelai lokal dinilai kurang baik ketika diproses menjadi tahu memakan waktu lebih lama.
Selain itu, hasil tahunya pun tidak mengembang atau bantat.
Selain harga kedelai mahal, menurut Wijonarko, untuk mengolah tahu putih menjadi tahu sayur atau tahu asin memerlukan minyak goreng.
Baca juga: Harga Kedelai Tinggi Berpotensi Buat Pengusaha Tahu Metro Lampung Bangkrut
Karena proses pembuatannya butuh digoreng terlebih dahulu.