Pringsewu
Harga Kedelai Meroket Minyak Goreng Langka, Pengrajin Tahu di Pringsewu Menjerit
Pengusaha tahu di Kabupaten Pringsewu terdampak oleh kenaikan harga kedelai dan kelangkaan minyak goreng yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: Hanif Mustafa
Kebutuhan minyak goreng sekali produksi berkisar 10-15 liter satu tempat usaha.
Atas kondisi tersebut, Wijonarko berharap kepada pemerintah supaya dapat memberikan solusi pada pengrajin tahu di Bumi Jejama Secancanan.
Sekretaris Diskoperindag Pringsewu Sulistyoningsih mengatakan bila pihaknya telah berupaya memberi masukan ke pengrajin tahu agar memakai kedelai lokal.
Namun, bagi pengrajin tahu, kedelai lokal dinilai kurang memadai untuk bahan baku usaha tahu di Pringsewu.
Sehingga sampai saat ini masih tergantung pada kedelai impor.
Terkait kelangkaan minyak goreng, kata Sulistyoningsih pihaknya telah berupaya berkoordinasi dengan pihak distributor supaya mensuplai ke UKM/IKM di Pringsewu.
Alhasil untuk UKM/IKM Pringsewu mendapat suplai sebanyak 100 dus minyak goreng.
Namun, minyak goreng itu hanya diberikan kepada UKM/IKM yang mempunyai Nomor Induk Berusaha (NIB).
Terkait NIB ini, Sulistyoningsih mengimbau kepada UKM/IKM di Pringsewu untuk berkoordinasi dengan Diskoperindag.
Terutama yang belum memiliki NIB.
"Kami akan bantu UKM/IKM untuk mendapatkan NIB," kata Sulistyoningsih.
( Tribunlampung.co.id / Robertus Didik B C )