Lampung Selatan
Stok Kosong, Minimarket di Lampung Selatan Pajang Beras di Etalase Minyak Goreng Murah
Minimarket Kota Kalianda, yang memajang beras di etalase untuk tempat minyak goreng.
Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN - Ada hal unik yang bisa kita temui dari fenomena kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng dan gula pasir saat ini.
Salah satunya kita bisa menemukan etalase yang tadinya dipakai untuk memajang minyak goreng atau gula pasir, sekarang dipakai untuk memajang beras atau barang lainnya.
Supaya etalase tersebut tetap terlihat terisi barang agar tidak terlihat kosong.
Seperti yang ditemui di Minimarket Kota Kalianda, yang memajang beras di etalase untuk tempat minyak goreng.
Saat dikonfirmasi kepada karyawan minimarket tersebut, pihaknya sengaja memasang beras tersebut di etalase minyak goreng, agar etalase tidak terlihat kosong.
"Sengaja mas, biar etalasenya nggak keliatan kosong. Soalnya minyaknya juga lagi nggak ada. Kalau dibiarkan kosong gitu kadang suka difoto-fotoin sama orang. Nggak tau buat apa," kata Salah seorang kasir yang enggan disebutkan namanya," pada Sabtu (5/3/2022)
Dia menyebut saat ini minyak goreng dan gula sulit untuk diperoleh, kalau adapun sejam langsung habis.
"Kalau minyak masih sama (langka). Kalau ada pun barangnya, jumlahnya nggak banyak. Paling 2 atau 3 dus isi 6. Harganya masih 28 ribu untuk ukuran 2 liter," katanya.
"Untuk gula baru-baru ini susah. Baru 5 harian lah. Semenjak harga gula naik. Sebelumnya harganya kan Rp 12.500, sekarang naik seribu, jadi Rp Rp 13.500. Kalau barang pun ada langsung diburu warga. Cuma sejam udah habis," jelasnya.
Hal senada dikatakan salah seorang kasir di minimarket lainnya bernama Novi, bahwa pihaknya sudah kesulitan memperoleh gula pasir.
"Lagi nggak ada gula. Lagi susah juga nyarinya. Tapi belum separah minyak langkanya. Tiap hari masih tetep dikirim, tapi nggak nentu jumlahnya. Kalau minyak bener-bener kosong," katanya.
"Kalau gula harganya sekarang Rp 13.500. Udah naik sekitar semingguan. Dari pusatnya juga emang yang dikirim nggak banyak," pungkasnya.
(Tribunlampung.co.id/ Dominius Desmantri Barus)