Lampung Selatan
Warga Nekat Buang Sampah di Jalan Lingkungan Desa Way Galih Lamsel Bakal Didenda
Tumpukan plastik sampah mengotori jalanan di Jalan terusan Ryacudu, Desa Way Galih, Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan.
Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: soni
Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Tumpukan plastik sampah mengotori jalanan di Jalan terusan Ryacudu, Desa Way Galih, Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan.
Lokasinya tidak jauh dari Kampus Instutut Teknologi Sumatera (Itera). Jika kita berjalan melewati Itera, lokasi tumpukan sampah tersebut kurang lebih 2 km.
Posisinya sebelum POM bensin, jika dari arah Kampus Itera.
Tumpukan sampah tersebut didominasi limbah rumah tangga, seperti bekas sayuran, pampers bayi, bungkus nasi dan lainnya.
Di atas tumpukan sampah tersebut banyak dihinggapi lalat hijau dan lalat hitam.
Uniknya adalah di lokasi tersebut sudah dipasang pelang pemberitahuan.
Dalam pelang tersebut dijelaskan. "Dilarang!!! Membuang Sampah di sini. Peraturan desa nomor 1/2020. Pasal 1 dikenakan sangsi denda Rp 500.000. 2 siap dipanggil kantor Kelurahan Desa Way Galih. 3 berjanji tidak mengulangi, demi menjaga kelestarian dikota tapis berseri. Tanjung Bintang 25/01/2020. A/N Kades Way Galih. Tanda tangan. Suwarno."
Kurang lebih begitu kalimat dalam eplang tersebut.
Berdasarkan keterangan seorang warga, Dimas, sampah tersebut sudah lama ada.
"Tahunan. Kayaknya sudah ada 2 tahunan kalau tidak salah. Ya awalnya, satu orang buang sampah di situ. Terus ada orang lagi yang datang. Terus datang lagi. Terus begitu. Sampai akhirnya sudah segini," kata Dimas, pada Selasa (23/3/2022).
"Pengennya sih sampah-sampah di sini dipindahkan. Karena kan dekat dengan permukiman. Kalau sampah-sampah ini terus dibiarkan di sini, malah bisa menimbulkan penyakit. Kayak gatal-gatal, kutu air dan lainnya," jelasnya.
Menurutnya, lokasi tersebut bukanlah TPA.
"Setahu saya sih itu bukan TPA ya. Jadi kalau bukan TPA kenapa orang tetap buang sampah di situ. Kami-kami yang tinggal di sini merasa dirugikan. Karena keluarga kami bisa saja terkena penyakit gatal," ujarnya.
Hal senada dikatakan warga lainnya, Samiah. Menurutnya, mestinya sampah-sampah tersebut dipindahkan dari lingkungannya.